Carian
Belajar Virus dari Serial “All of Us Are Dead”
March 22, 2022 Arifin

Sebuah SMA menjadi titik nol merebaknya wabah virus zombi. Para murid yang terperangkap pun harus berjuang untuk kabur jika tak mau terinfeksi dan berubah menjadi buas. Demikian resume singkat dari serial “All of Us Are Dead”.

Belum lama ini saya merampungkan menonton serial “All of Us Are Dead”. Kembali saya terpesona tentang bagaimana cara Korea Selatan mengemas zombi dengan paduan “bumbu” keluarga, persahabatan, cinta, serta sisi gelap manusia. Jika dihitung dengan jari, saya juga pernah menonton beberapa kisah Korea berlatar zombi yakni “Train to Busan”, “Kingdom”.

Untuk serial “All of Us Are Dead” menemukan relevansi dengan kondisi kekinian, dikarenakan dunia masih dihinggapi pertanyaan terkait Covid-19. Dalam serial yang ditayangkan via Netflix tersebut terdapat sejumlah diksi yang hari-hari ini kita akrab dengannya yakni masa karantina, pemusatan karantina, mutasi, orang tanpa gejala.

Untuk karantina, dilakukan terpusat di bekas penjara yang terletak di pinggir kota Hyosan. Sebagai informasi kota Hyosan telah “diserang” secara masif oleh zombi, sehingga hanya yang selamat yang ditempatkan di tempat karantina tersebut. Prosedur di tempat karantina pun mirip-mirip dengan yang kita tahu dengan kisah Covid hari ini. Terdapat pemindaian suhu, untuk kemudian mereka yang dikarantina diobservasi.

Untuk mutasi pun dipelajari, hal itu di antaranya melalui tentara Jae-jun yang kena gigit zombi. Jae-jun menjadi objek nyata yang diobservasi. Di samping itu mutasi virus juga dapat disimak melalui penjelasan guru Lee Byeong-chan di video pengamatannya.

Untuk orang tanpa gejala (OTG), hal itu baru ditemukan kemudian pada Eun-ji. Seolah tidak terinfeksi virus, tapi ternyata di dalam tubuh  Eun-ji terdapat virus Jonas. 

Komen