Carian
Hiduplah Kini
April 6, 2022 Arifin

Belum lama ini saya berbincang dengan istri. Ia bercerita tentang hobinya merakit Lego. Menurutnya merakit Lego membawanya untuk benar-benar fokus pada saat itu. Merakit satu demi satu, merangkainya, melihat panduan.

Fokus pada kini, hal itu bisa jadi hal yang mewah. Seperti diungkapkan oleh istri saya dengan kegembiraannya bermain Lego. Dalam keseharian, ia mengaku pikirannya sibuk, dengan multitasking, mengurus ini-itu, multitasking dengan perangkat elektronik seperti ponsel-laptop.

Fokus pada kini juga dikeluhkan oleh adik istri saya. Ia mengaku waktu begitu cepat berlalu. Maka ia mengaku perlu slow down, dan fokus pada kini. Yoga merupakan salah satu opsi yang masuk dalam renungannya untuk fokus pada kekinian.

Masih terkait dengan fokus seutuhnya, istri saya bercerita tentang temannya yang memilih jalur mewarnai. Dari buku yang telah berpola, ia mewarnai. Hal yang pernah saya baca agak setipe dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang memilih untuk meredakan stres dengan melukis.

Bagaimana dengan Anda, dalam upaya menghadirkan fokus kini? Saya sendiri memilih membaca sebagai opsi untuk fokus. Membaca huruf demi huruf, mengalir bersama ceritanya, dari membaca sesekali ada renungan, khayalan, imajinasi, mengaitkannya dengan fakta atau cerita yang diketahui. Lezat sungguh fokus kini dengan membaca menurut hemat saya.

Mungkin, itulah kiranya mengapa di perpustakaan, kesunyian dari pengunjungnya diminta. Dikarenakan kegaduhan, keberisikan, dapat mengganggu fokus kini ataupun daya imajinasi para pembaca.

Dalam wawancaranya dengan Daniel Mananta, penulis Dewi Lestari bertutur, “Hidup adalah dimana lu meletakkan kesadaran lu.”

Jika Anda meletakkan kesadaran di media sosial, maka di situlah hidupmu saat itu – Dewi Lestari memberikan contoh.

Menutup tulisan, bisa jadi kegagalan kita untuk fokus pada kini, dikarenakan beban trauma masa lalu, ataupun ketakutan pada masa mendatang. Alhasil pada masa kini, tidak dapat hadir seutuhnya. Bisa jadi lirik lagu Satu Kali dari penyanyi Tulus dapat membawa kita pada fokus kini:

Kecil hanya sekali

Muda hanya sekali

Tua hanya sekali

Hiduplah kini

Komen