Arifin Diterbitkan 18 April 2022

Bioskop Dulu Dan Era Sekarang

Keberadaan bioskop memang sangat penting, terutama untuk kamu pencinta film.

Bioskop dapat didefinsikan sebagai pertunjukan yang diperlihatkan dengan gambar (film) yang disorot sehingga dapat bergerak (berbicara). Bioskop juga dapat diartikan sebagai gedung pertunjukan film cerita.

Seiring berjalannya waktu, bioskop pun berubah menjadi seperti bioskop yang kita rasakan sekarang. Apa saja perbedaan bioskop di Indonesia dulu dan sekarang? Melalui akun Instagram Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, hal tersebut diungkap sebagai berikut:

DuluSekarang
Bioskop memiliki gedung sendiriBioskop berada di dalam mall
Poster film dipasang di luar gedungPoster film dipasang di dalam gedung
Beli tiket nonton harus antre panjangBeli tiket bisa melalui aplikasi tanpa harus antre
Belum ada nomor kursiSudah ada nomor kursi
Ada jeda istirahat di tengah penayangan film, karena harus ganti roll filmTidak ada jeda sampai film berakhir

Apakah Anda memiliki memori tersendiri terkait bioskop di era dulu atau merasakan impresi dengan bioskop di era sekarang?

Terkait dengan bioskop yang memiliki gedung sendiri, maka ingatan pun terpantik pada Metropole. Setelah berganti manajemen menjadi XXI, gedung Metropole yang terletak di bilangan Megaria, menjadi vintage yang berpadu dengan kekinian. Metropole pun tak hanya soal bioskopnya saja, terdapat sejumlah destinasi kuliner yang menurut hemat saya lezat punya yakni Rujak Jangkung 212 Megaria, serta restoran Hello Sunday.

Terkait poster film, bagi generasi 90-an, rasa-rasanya akan memiliki ingatan tentang poster film yang membentang di luar gedung. Majalah Tempo pernah membuat artikel tentang nasib para pelukis poster film tersebut. Ada tantangan tersendiri untuk menggambarkan isi film dalam poster film yang membentang serta “memanggil” penonton.

Untuk membeli tiket dengan antrean, apakah Anda pernah punya pengalaman bingung ketika akan memilih tempat duduk? Bisa jadi karena sejumlah tempat incaran telah sold out, dan bisa jadi Anda harus merelakan diri duduk di baris depan.

Membeli tiket dengan metode mengantre tersebut bisa rumit, jika membeli dalam jumlah banyak. Misalnya ketika kursi yang tersedia tidak koheren barisnya dengan rombongan yang ada.

Terkait nomor kursi, bahkan bisa saja Anda salah menempati bangku orang lain. Apalagi jika film telah diputar, aduhai ada rasa malu tersendiri. Untuk ganti roll film, ingatan saya tertambat pada film Janji Joni.