Sejak masih dalam proses pengerjaan, Tebet Eco Park masuk dalam “keranjang kunjung” keluarga kami. Maka cus lah kami, satu hari setelah Tebet Eco Park resmi dibuka untuk umum.
Sejak masuk, nuansa hijau telah terasa dari pepohonan. Padahal kami datang di kitaran jam 10-an. Taman di daerah Jakarta Selatan tersebut menjadi destinasi bagi keluarga. Terlihat sejak awal masuk, ada yang membawa anaknya yang masih bayi, ada anak dengan sepatu rodanya, ataupun anak yang membawa sepeda.
Jalan kaki pun terasa nyaman, pemandangan pun dapat melihat jauh, teringat konsep forest bathing. Ada berbagai zona yang dapat Anda kunjungi di Tebet Eco Park, yakni TEP Plaza, Community Lawn, Thematic Garden, Infinity Link Bridge, Children Playgroud, Forest Buffer, Wetland Boardwalk, Community Garden.
Pada Infinity Link Bridge, jika Anda berjalan menaiki jembatannya dari awal hingga akhir, cukup lumayan sebagai sport tersendiri. Sebagai informasi, jalan bolak-balik di Link Bridge setara dengan memutari satu kali Stadion Gelora Bung Karno, atau lebih tepatnya sekitar sepanjang 800 meter dan 800 langkah.
Terlalu jauh? Anda juga bisa memangkas jarak dengan menaiki tangga berputar di Infinity Link Bridge. Nuansa berbeda juga dapat Anda rasakan dengan melihat lampu-lampu yang menghiasi link bridge. Anda bisa menikmatinya mulai pukul 18.00 WIB.
Zona yang ramai dikunjungi tentu saja Children Playgroud. Terdapat berbagai venue tempat bermain anak yang melatih fungsi motorik serta mengajak anak untuk banyak bergerak. Di antara berbagai venue tersebut, anak kami tertambat pada buaya besar. Selain bentuknya yang unik, anak kami suka memegang “gigi buaya” yang dari tali. Ia pun penasaran untuk memanjat ke bagian atas (terdapat tali di dalam “badan buaya” yang bisa dinaiki).
Anda pun dapat membersamai anak dengan merangkak di rumah semut. Saya percaya aneka venue di Children Playground ini nyatanya tak hanya membuat anak bergerak, namun juga orang tuanya.
Hal menarik lainnya yang kami dapatkan di Tebet Eco Park adalah aneka patung binatang. Terdapat patung semut, serangga. Bagi anak kami yang begitu menggemari patung, maka aneka patung tersebut menjadi histeria tersendiri. Ia hingga menghabiskan waktu begitu lama di patung semut, sembari bercerita dan berimajinasi.
Benar adanya menurut hemat saya bahwa Tebet Eco Park hadir sebagai ruang ketiga; ruang yang mendekatkan, menghangatkan, dan menyatukan warga, juga memperkaya pengalaman berkota.