Kota Jakarta telah melalui berbagai era yang mewarnai serta membentuk wajah Provinsi DKI Jakarta. Ayo jelajahi berbagai catatan dalam sejarah perjalanan DKI Jakarta, dan nikmati pengalaman Jakarta dari masa ke masa di Museum Sejarah Jakarta.
Museum Sejarah Jakarta yang juga dikenal sebagai Museum Fatahillah buka dari Selasa-Minggu pada jam 08.00-17.00. Pada hari Senin, museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah Nomor 1, Kota Tua, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, ini tutup.
Untuk harga tiketnya, dibanderol Rp5.000 untuk dewasa, Rp3.000 untuk mahasiswa, Rp2.000 untuk pelajar.
Anda pun bisa menilik Jakarta melalui mural Harijadi. Mural ini dapat dinikmati sejak Anda pertama kali masuk, serta bisa lebih leluasa ketika akan menuju pintu keluar.
Mural ini dilukis pada tahun 1975 oleh seorang pelukis Harijadi Sumodijojo. Ada pun luas media dinding mural ini berukuran 200 m2 dengan ketinggian 6 meter. Banyak seniman yang mengakui untuk melukis seperti ini tingkat kesulitannya sangatlah luar biasa, dikarenakan lokasi gedung ini dekat dengan lautan sehingga tingkat kelembaban dinding sangatlah tinggi sehingga cat tidak bisa menempel secara utuh.
Mural yang disebut-sebut oleh para sejarawan sebagai lukisan dinding terbesar di Jakarta itu mulanya tersembunyi dari mata publik di sebuah ruangan terkunci di Museum Sejarah Jakarta. Seperti dilansir Tempo, pada 2010, sekelompok seniman Inggris dan Indonesia tak sengaja menemukan mural itu.
Sayangnya, lukisan mural itu belum rampung seutuhnya. Bagian atas mural setinggi enam meter itu masih berupa sketsa tanpa warna. Mural tidak selesai karena dinding kian hari kian lembap, sehingga cat tak bisa menempel.
Adapun mural ini memberikan gambaran tentang kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Batavia pada masa tahun 1880-1920, di mana digambarkan pada bagian atas terdiri dari pelabuhan Sunda Kelapa, gerbang Batavia, sampai gedung harmoni yang kini sudah tidak ada keberadaannya dan hanya tinggal nama yang diabadikan dengan sebuah jembatan yang ada di Jakarta yang bernama Jembatan Harmoni.
Di dalam lukisan, Harijadi menggambarkan tentang berbagai kultur dan etnis yang ada di Batavia seperti adanya masyarakat Melayu, Arab, China, dan Eropa. Yang berbaur di Batavia dan aktivitas ekonomi masyarakat Batavia. Dan juga budaya kehidupan masyarakat di Batavia saat itu.