Pada bulan Mei yang lalu kami sekeluarga berwisata ke Bandung. Moda transportasi yang kami pilih adalah kereta api dengan menaiki KA Argo Parahyangan. Sekalipun melalui jalur tol Cipularang waktu tempuh dapat lebih cepat (tentu dengan catatan: tidak terjebak macet), namun memilih opsi KA Argo Parahyangan memiliki beberapa keistimewaan tersendiri.
Di antaranya adalah rute kereta api Argo Parahyangan merupakan jalur dengan pemandangan yang begitu indah yang dapat Anda nikmati jika naik sepur. Anda bisa melihat pesona Bumi Pasundan dari atas Jembatan Cisomang atau merasakan sensasi saat kereta memasuki terowongan Sasaksaat.
Anda akan menyaksikan panorama elok saat kereta melintasi jembatan-jembatan di antara kawasan hijau dengan pegunungan sebagai latar belakang. Pemandangan melalui kaca jendela, melihat keseharian masyarakat, serta permainya Bumi Pasundan, merupakan pengalaman perjalanan yang memikat.
Adapun Terowongan Kereta Api Sasaksaat terletak di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Terowongan yang membelah Perbukitan Cidepong ini terletak antara Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat di km 143+144. Sampai saat ini, Terowongan Sasaksaat dengan panjang 949 meter merupakan terowongan aktif terpanjang di Indonesia.
Secara sejarah, Terowongan Sasaksaat dibangun mulai tahun 1902 oleh Perusahaan Kereta Api Negara, Staatssporwegen (SS).
Pada awal pengoperasiannya, terowongan yang berada di koridor Purwakarta-Padalarang ini digunakan sebagai sarana penumpang serta pengangkutan komoditas ekspor seperti kopi, teh, beras serta pengangkutan hasil pertanian sehari-hari masyarakat di Wilayah Bandung. Saat ini, terowongan ini dilewati oleh kereta api jarak jauh seperti Argo Parahyangan, Harina, Ciremai, Serayu, kereta api lokal Cibatu-Purwakarta, dan kereta angkutan barang.