Arifin Diterbitkan 23 June 2022

Ragam Cara Menyukai Membaca

Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) turut menyertakan perpustakaannya pula. Nantinya terdapat Ruang Eksplorasi di Perpustakaan Jakarta.

Ruang Eksplorasi yang ada di Perpustakaan Jakarta terdiri dari:

Ruang Baca Terbuka

Ruang ini disesuaikan dengan berbagai karakter kawan pustaka dalam membaca, jadi Anda bisa lesehan maupun duduk di kursi.

Ruang Baca Privasi

Cocok dan tepat nih untuk kawan pustaka yang lebih menyukai ketenangan saat membaca, karena terdapat sekat di antara masing-masing ruang.

Bilik Bermain Anak

Di tempat ini, anak tidak hanya bermain, tapi anak juga bisa belajar.

Literatur memang seyogianya menurut hemat saya harus dapat didekati dengan ragam cara. Mulai dari genre bacaan, buku yang sesuai umur, hingga tersedianya bahan bacaan di berbagai tempat.

Mengupayakan manusia yang menyukai literasi tak datang dengan sendirinya, melainkan bisa dihadirkan dalam rekayasa sosial. Dalam skala sekolah, pemerintah Republik Indonesia telah menyerukannya di antaranya dengan pojok baca serta perpustakaan.

Di samping itu berbagai upaya swadaya, urunan pun dilakukan demi menebar semangat literasi. Ada bookhive di taman-taman Jakarta, ataupun ide kreatif dari penggiat literasi Edi Dimyati dengan menebarkan “harta karun” buku di tempat-tempat publik.

Cerdas berliterasi pun memerlukan buku yang sesuai dengan kapasitas si pembaca. Di antaranya terkait kendala bahasa. Salah satu yang menarik dalam buku The Smartest Kids in The World yakni ketika Kim (siswa pertukaran pelajar dari Amerika di Finlandia); teman-teman di kelasnya diminta membaca buku Seven Brothers dalam bahasa Finlandia. Kim yang masih terbatas dalam penguasaan bahasa Finlandia, kemudian diberikan oleh gurunya buku Tujuh Anjing Bersaudara, buku anak-anak dengan bahasa Finlandia yang sederhana.

“Saya hanya ingin kamu menyukai hikmah yang didapat setelah membaca, karena cerita ini sangat penting bagi kami di Finlandia. Selain itu, plot cerita kedua buku itu sama, jadi kamu tetap bisa mengikuti diskusi ini,” tutur guru Tiina Stara.

Pada akhirnya banyak jalan menuju Roma, pun begitu dengan banyak cara untuk mendekatkan dan menggelorakan literasi.