Orang tua selayaknya peka terhadap perkembangan sosial emosional anak terutama di masa transisi menuju pascapandemi Covid-19, demi memastikan si buah hati mampu beradaptasi saat kembali bersosialisasi dengan orang di sekitarnya.

Secara umum selama pandemi banyak anak yang mengalami keterlambatan di aspek sosial emosional dan motorik. Maka kepekaan orang tua sangat penting agar dapat mengetahui tindakan atau stimulasi kreatif yang tepat untuk memecahkan masalah yang dialami anak.

Terdapat beberapa masalah yang sering ditemui pada anak-anak di masa transisi di antaranya sulit lepas dari orang tua, takut bertemu orang baru atau anggota keluarga yang lama tidak ditemui, penurunan aktivitas fisik yang disertai peningkatan screen-time, perilaku dan suasana hati yang memburuk, hiperaktif, dan kurang fokus.

Ada beberapa cara untuk membantu anak agar mampu menghadapi masa transisi dan mengejar ketertinggalan dari aspek sosial emosional dan motorik.

Memberikan asupan nutrisi yang tepat dan memadai

Ketika anak mulai keluar rumah, dari mulai ketemu dengan banyak orang dari yang tadinya kurang beraktivitas fisik, membuat anak-anak jadi rentan sakit. Karena dari yang tadinya di rumah saja kemudian ke luar rumah maka paparan mereka terhadap virus jadi lebih banyak atau lebih gampang capek. Jadi, yang harus dilakukan adalah pemberian nutrisi yang tepat.

Menetapkan rutinitas baru sesuai dengan perubahan yang terjadi

Ini dilakukan agar anak merasa aman saat melakukan aktivitas baru dan mempermudah mereka dalam beradaptasi.

Bagi anak, ketika terjadi perubahan, sebenarnya yang dia rasakan adalah ancaman karena dia tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Makanya, memberikan rutinitas keseharian yang baru dibutuhkan agar dia merasa aman dan ketika berinteraksi dengan orang lain mereka nyaman.

Memberikan stimulasi kreatif di rumah

Misalnya melalui kegiatan bermain yang menyenangkan.

Memberikan kesempatan agar anak dapat bergerak aktif sehingga dia dapat tumbuh sehat

Buat anak di bawah usia 5 tahun, kebutuhan mereka untuk bergerak aktif adalah 300 menit per hari. Karena di masa pandemi terjadi penurunan kesempatan untuk bergerak aktif, maka sekaranglah waktunya hal tersebut diatasi.

Saat anak bergerak aktif, maka akan menstimulasi rangsangan yang diterima otak dan membantu anak belajar lebih efektif.

Memberi kesempatan agar anak melakukan interaksi dua arah untuk mengembangkan kemampuan sosial emosional dan melatih kebaikan dari dalam diri anak

Bisa dilakukan di rumah, tapi akan lebih bermanfaat kalau dilakukan di luar rumah. Mungkin seperti dengan bapak satpam di depan rumah misalnya, atau saat pergi menemani ibu ke supermarket lalu ‘nak coba tanya kalau beli ini di mana’.

Itu adalah hal-hal kecil yang bisa dilakukan setiap hari untuk memberikan kesempatan agar anak mampu berinteraksi dua arah dengan orang lain.

Sumber: Antara