Arfianingrum Pujiastuti Diterbitkan 5 August 2022

Yuk, Ajak Anak Aktif Berkegiatan 

Salah satu tantangan kala pandemi Covid-19 yakni keterkaitan keterikatan anak terhadap gadget. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan anak lebih banyak di rumah, ditutupnya sejumlah sarana publik karena pembatasan kegiatan masyarakat.

Maka ayah-bunda harus menyiasati hal tersebut, di antaranya dengan menyediakan kegiatan bagi anak. Ketahuilah ketika anak melihat tidak ada pilihan lain, dia akan mencari apa yang ada – bisa jadi yang ada adalah gadget, sehingga anak pun begitu melekat dengan gawai.

Agar anak tidak kecanduan gadget, ayah-bunda bisa mengatur jam main gadget bagi anak. Orang tua juga perlu memberi tahu kepada anak kegiatan apa saja yang bisa dia lakukan di dalam rumah. Tak hanya itu, orang tua juga perlu menyediakan lebih banyak waktu untuk berkumpul dan berkegiatan bersama anak di rumah.

Sebagai salah satu contoh kegiatan, orang tua dapat mencoba bereksperimen bersama anak di rumah. Di antaranya eksperimen ilmu pengetahuan alam (sains) sederhana yang menggunakan bahan-bahan yang ada di rumah. Darimana konten eksperimennya? Ayah-bunda dapat mengeksplorasi dari sejumlah media sosial yang memberikan praktik eksperimen-eksperimen sederhana tersebut.

Eksperimen juga dapat dilakukan di berbagai macam bidang, misalnya seperti memasak bersama anak di dapur.

Eksperimen yang dilakukan merupakan “ujian” bagi orang tua juga. Terkait kesabaran, rumah menjadi berantakan, dan sebagainya. Namun, ingatlah dengan eksperimen tersebut anak dapat mencoba sesuatu, mengaktifkan panca indranya, mengasah berpikir kritis. Anak pun menjadi tahu kalau belajar itu ternyata menyenangkan, tentu menumbuhkan rasa semangat belajar pada anak merupakan fundamental dan akan menjadi bekalnya di kemudian hari.

Lalu, jika anak mulai merasa bosan untuk melakukan kegiatan tersebut, cobalah untuk bernegosiasi dengan anak. Dengan demikian, orang tua juga dapat lebih memahami keinginan sang anak. Rasa bosan sesungguhnya adalah hal yang wajar. Ketika anak bilang bosan, kadang anak hanya perlu didengar dulu emosinya apa. Tanyakan bosannya karena apa. Dengan begitu ayah-bunda dapat bernegosiasi juga dengan anak.

Sumber: Antara