Pernah punya kenangan tertentu dengan telepon umum? Telepon umum lazim digunakan pada tahun 1980-1990-an. Seperti dilansir Detik, telepon umum koin mulai diperkenalkan tahun 1981, dengan pecahan Rp50, Rp100, Rp500. Baru pada tahun 1988 telepon umum dengan sistem kartu magnetik diperkenalkan.
Seiring dengan maraknya penggunaan telepon seluler, guna dan fungsi telepon umum pun tergerus. Hal senada dialami pada bisnis warung telekomunikasi (wartel). Ingat wartel, ingat lokal-interlokal-SLI-SLJJ. Seiring dengan kian terjangkaunya telepon seluler, maka bisnis wartel pun mengalami senja kala.
Maka memori telepon umum pun menjadi begitu arkais. Maka salah satu penanda zaman pada film Dilan (yang berlatar tahun 1990-an) adalah telepon. Simaklah Dilan yang rutin menelepon dari telepon umum. Pun begitu dengan klasiknya telepon rumah dari Milea. Bagi generasi 90-an, ada lapis memori ketika memadu kasih dengan model begini. Bandingkan dengan era sekarang dimana media sosial, setiap saat setiap waktu dapat terpantau karena teknologi yang terhubung.
Masih terkait telepon umum, kali ini telepon umum warna merah khas Inggris. Benda ikonik ini rasanya telah menjadi memori masyarakat dunia. Telepon umum berwarna merah tersebut sudah menjadi bagian dari sejarah dan budaya orang Inggris, seperti benda klasik lainnya di sana. Sebagai benda ikonik, maka tak mengherankan telepon umum berwarna merah ini, di antaranya hadir di Museum Angkut di Kota Batu, Jawa Timur. Sementara itu ide kreatif daur ulang telepon umum berwarna merah pun terjadi. Seperti dilansir Bobo, ada yang menjadikannya perpustakaan mini, kios topi, kios bunga, kios salad, kedai kopi, ATM, sampai tempat servis telepon genggam.