Arifin Diterbitkan 10 August 2022

Personalisasi, Dari Busana Hingga Sepatu

Mutiara Annisa Baswedan baru saja melangsungkan pernikahan. Ia adalah putri dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menarik adanya apa yang dituliskan oleh ibu Mutiara, Fery Farhati Ganis di akun media sosialnya mengenai kebaya-kebaya karya perancang Didiet Maulana yang menurutnya sangat personal dan sesuai dengan karakter penggunanya.

“Tia beruntung dipertemukan dengan beliau, yang dengan sabar menggali apa yang menjadi keinginan Tia, sambil membaca karakter Tia. Kita berproses bersama sejak pemilihan bahan sampai proses perancangan. Maka jadilah gaun akad nikah yang anggun penuh dengan makna dan filosofi,” jelas Fery.

“Dari pertemuan dengan mas Didiet, kami belajar bahwa setiap kain yang dikenakan memiliki makna tersendiri. Kain sidomukti yang disiapkan untuk Tia & Ali, menyimpan filosofi tentang kehidupan rumah tangga yang bahagia, mulia dengan masa depan yang baik. Sedangkan kain truntum Gurdo yang dikenakan orang tua, bermakna penuh doa dan harapan baik dari orang tua,” terang Fery.

“Para ayah, dibuatkan jas tutup bermotif bordir lung-lungan, yang seperti sulur daun-daun, mengarahkan anak-anak tentang berproses selama hidup,” sambung Fery.

Personalisasi, hal tersebut dapat diterapkan di berbagai aspek. Selain busana, terkait pembelajaran juga bisa digunakan. Guru dapat mengawali pembelajaran dengan menyebar kuesioner untuk memetakan karakteristik dan potensi anak.

Dari data itu, masing-masing anak diajar sesuai karakteristiknya. Apakah anak itu auditori, kinestetik atau visual.

Bagi anak yang senang membaca akan disuplai lebih banyak materi pelajaran berbentuk literasi, untuk anak-anak yang menyukai metode pembelajaran visual akan diberikan lebih banyak video pembelajaran yang menarik. Bagi yang menyukai metode pembelajaran auditori, guru dapat bercerita di kelas, lalu ada tanya jawab, dan sering diskusi.

Adapun contoh personalisasi lainnya juga dapat dilihat pada penggunaan sepatu. Maka tak heran atlet-atlet memiliki spesifikasi tertentu dengan sepatunya. Keakuratan dilakukan dengan mengukur berbagai dimensi kaki, karakter pengguna, dan sebagainya. Sepatu pun dapat dilakukan personalisasi dengan melihat peruntukannya. Apakah untuk olahraga, jalan-jalan, dan sebagainya. Tentu beda medan, beda peruntukan, baiknya beda pula jenis sepatunya.