Rajin olahraga yes. Diet ketat yes. Namun, perut tetap saja berlemak. Bingung? Chef Edwin Lau menjawabnya secara sederhana, “You are still eating too much!”

Healthy chef tersebut menjelaskan lebih lanjut, “Kalau kalori yang masuk masih melebihi yang keluar, maka semuanya akan disimpan di sel lemak. Dan mau Anda tipe kurus atau gemuk, yang bakal melar adalah perut Anda!” jelasnya.

Lalu bagaimana solusinya? Sejumlah langkah berikut dapat ditempuh:

Coba cek dulu semua jenis makanan dan minuman yang Anda konsumsi. Cek nilai kalorinya dan nilai gizinya. Kalau ada jenis makanan/minuman yang besar kalorinya tapi rendah nilai gizinya, buang jauh-jauh dari diet Anda karena itu biang keroknya!

Coba cek cara masaknya. Kalau hampir setiap hari Anda makan makanan yang digoreng atau ditumis dengan minyak berlimpah, itu biang keroknya! Ingat, 1 sendok makan minyak apapun, kalorinya 100 Kcal. Dan mayoritas minyak sebenarnya rendah value gizinya.

Coba cek porsi makannya. Kalau Anda masih makan dengan pola porsi besar tapi frekuensi kecil (misal makan 3X sehari tapi porsi segunung), maka itu biang keroknya! Gantikan dengan pola makan porsi sedang tapi dipecah frekuensinya menjadi 5-6 kali makan.

Coba cek camilannya. Jangan gagal paham, karena “makanan ringan” kalorinya tidak ringan! Apalagi masuk ke jenis jajanan pasar, olahan tepung, kerupuk, snack tradisional, dan bahkan minuman kekinian, semuanya ibarat pompa yang hanya akan membuat perut tambah melar. Ganti camilannya dengan kacang panggang, telur rebus, atau salad ayam. Coba cek olahraganya. Kalau selama ini “rasa-rasanya” intens tapi sebenarnya tidak, itulah biang keroknya! Olahraga/latihan itu jangan memakai perasaan, tapi memakai strategi. Olahraga dengan durasi lebih lama namun dengan intensitas sedang justru lebih efektif membakar lemak daripada Anda hanya sprint 10 menit. Itulah mengapa pelari maraton badannya tipis-tipis ketimbang pelari 100 meter.