Arifin Diterbitkan 22 August 2022

Mengapa Berwisata Keluar Kota?

Suatu waktu saya berkunjung ke Bandung, sang sopir menanyakan keheranannya, mengapa warga Jakarta begitu gandrung ke Bandung. Kala itu, saya tertegun dan belum mendapatkan jawaban yang sekiranya berkenan. Di artikel kali ini saya mencoba untuk mengutarakan alasan mengapa berwisata keluar kota.

Salah satu manfaat berwisata, menurut saya adalah menikmati rutinitas yang berbeda. Maka bisa jadi sekadar aman dari ketergesaan dan deru suara kendaraan saja, sudah merupakan hal yang begitu nikmat. Hal ini pernah saya rasakan ketika ke kota Yogyakarta. Hotel yang kami tempati, jendelanya menuju perempatan lalu lintas. Begitu smooth, teratur, dan tidak berdesakan di perempatan lalu lintas tersebut. Hal ini saja sudah begitu menyenangkan.

Rutinitas yang berbeda juga, mungkin dapat menjelaskan mengenai tempat makan yang memadukannya dengan keindahan alam. Contohnya di Waroeng Kopi Klotok. Berlatar gunung, sawah, ladang jagung, sensasi visual pun melambat dan mendekat dengan alam. Sembari menikmati kopi serta pisang goreng, kombinasi rasa yang pas, menambah mantap suasana.

Masih terkait rutinitas yang berbeda, maka memburu makanan adalah hal yang menarik. Daftar yang dapat dilakukan ketika vakansi adalah mencicipi ragam kuliner. Di Bandung, dapat menikmati mie kocok, batagor, cireng, dan sebagainya. Di Semarang, dapat menikmati lumpia, tahu gimbal, bakso ikan, ikan bandeng presto, dan sebagainya.

Lalu terkait berwisata keluar kota, menurut hemat saya tak hanya sekadar destinasinya yang menarik, melainkan juga dari perjalanannya. Baik itu opsi transportasi yang dipilih ataupun medan yang dilalui.

Mengenai opsi transportasi yang dipilih, kabar mengenai PT KAI (Persero) yang telah melakukan modifikasi kereta kelas eksekutif biasa menjadi kereta panoramic, telah menjadi daya tarik tersendiri.

Kereta panoramic memiliki sunroof atau atap kaca agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kendaraan secara langsung. Selain itu, ukuran kaca pada kereta panoramic ini memiliki ukuran yang lebih besar sehingga penumpang dapat langsung melihat pemandangan di luar dari dalam kereta. Saat ini, kereta panoramic masih akan melalui beberapa pengujian, namun jika telah resmi diluncurkan, tentu menjadi opsi yang menarik untuk berwisata keluar kota.

Untuk medan yang dilalui, jalur Puncak (meskipun kerap macet), tetap saja menjadi wahana relaksasi yang menyenangkan. Dari udara dingin Puncak, hamparan kebun teh, jalan berkelok,  menjadi keseruan tersendiri.

Lalu ada juga Kelok 44, yang menyajikan petualangan perjalanan ekstrem, sembari menikmati keindahan alam di Sumatra Barat.