Perubahan pola kebiasaan seiring berkurangnya aktivitas fisik selama liburan dapat memengaruhi kondisi tubuh dan pikiran Anda.
Menjalani libur Natal dan Tahun Baru bisa jadi berdampak pada berkurangnya aktivitas fisik yang Anda lakukan.
Hanya orang-orang tertentu saja yang selama liburan mau berolahraga. Hanya orang-orang tertentu, kelompok kecil tertentu. Apakah Anda termasuk dalam kelompok tersebut?
Potensi masalah kenaikan berat badan juga harus menjadi perhatian usai menikmati berbagai jenis makanan selama liburan berlangsung. Permasalahan kenaikan berat badan sebaiknya jangan dianggap sepele sebab jika dibiarkan akan berdampak negatif di kemudian hari.
Selama liburan, menikmati makanan, apalagi jenis yang baru, sebetulnya boleh-boleh saja asalkan mengetahui cara mengembalikan berat badan ideal dengan mengatur input dan output pada tubuh.
Dalam konteks input, dianjurkan untuk diet sehat dengan memperhatikan kalori yang dibutuhkan dalam jumlah tertentu. Dalam konteks output, lakukanlah aktivitas fisik atau olahraga untuk membakar kalori yang telah masuk.
Jika aktivitas fisik berkurang selama liburan, maka aktivitas fisik itu dapat dimulai kembali dengan cara yang ringan terlebih dahulu seperti berjalan kaki guna mengembalikan pola kebiasaan.
Misalnya, biasanya kita berjalan ke halte bus. Jangan nanti malah menggunakan ojek misalnya sampai di halte, ini akan mengubah tingkat metabolisme tubuh yang nantinya juga akan memperlambat metabolisme tubuh kita dalam bekerja.
Aktivitas fisik itu harus dilakukan secara terprogram, terukur, teratur, dan berkesinambungan. Bangunlah kebiasaan itu secara bertahap tapi pasti. Jika pola kebiasaan ringan hingga sedang telah terbangun kembali, maka program dapat ditingkatkan menjadi jenis aktivitas fisik atau olahraga dengan intensitas yang berat.
Sumber: Antara