Khazanah ilmu begitu luas. Ketika usia sudah pada kepala tertentu, ternyata bisa kok kita diingatkan dengan ilmu-ilmu mendasar dan fundamental dari tayangan anak-anak. Sembari menemani anak menonton tayangannya, orang tua pun sesungguhnya dapat untuk me-recharge pengetahuan dan pemahamannya.
Seperti baru-baru ini Domikado dengan “Tiga Kata Ajaib” yakni: Maaf, Terima Kasih, Tolong. Kalau melakukan kesalahan, sebaiknya meminta maaf. Kalau sudah dibantu, jangan lupa bilang terima kasih. Kalau butuh bantuan, jangan sungkan untuk bilang tolong. Demikian sekelumit intisari pesan dari tayangan Domikado yang rasanya mengena bagi semua umur dan bersifat universal.
Telahkah Anda dan saya rutin mengucapkan tiga kata ajaib tersebut dalam berbagai konteks? Baik itu di lingkup keluarga, pekerjaan, persahabatan, dan sebagainya.
Dalam lingkup pekerjaan misalnya, bisa jadi dikarenakan jenjang jabatan, alhasil kata maaf, terima kasih, tolong – merupakan tiga kata yang jarang terdengar. Dari tayangan anak tersebut, kita dapat belajar akhlak yang baik dan semestinya dilakukan.
Pun begitu dalam lingkup keluarga misalnya, seiring perjalanan pernikahan, bisa jadi suami-istri berkomunikasi dengan tidak menyertakan kata maaf, terima kasih, tolong. Dengan asumsi, persepsi, toh sudah paham dan mengerti. Padahal kiranya kata-kata merupakan jembatan komunikasi. Dengan tiga kata ajaib tersebut: maaf, terima kasih, tolong; bahtera rumah tangga kiranya dapat berjalan lebih smooth.
Pun begitu dengan anak, contohkan melalui tindakan, termasuk ketika berinteraksi dengan mereka. Perlakukan mereka setara, sehingga maaf, terima kasih, tolong pun lebih mudah terucap. Anak, bukan berarti mudah saja untuk disuruh segala rupa, serta orang tua selalu benar. Tindakan dari orang tua dapat menjadi pembelajaran yang luar biasa dan membekas bagi mereka.