Salah satu tips mengatasi anak yang makan dalam jumlah sedikit atau susah makan yakni keluarga harus mampu menjadi panutan yang baik untuk anak. Jika orang tua menginginkan anak makan sehat, maka ayah-bunda perlu menjadi panutan dengan menerapkan pula menu gizi seimbang ketika menyantap hidangan.
Orang tua juga hendaknya memiliki resiliensi kala memperkenalkan makanan-makanan baru kepada anak. Jika hari ini anak menolak makanan yang disajikan, orang tua dapat mencobanya kembali dalam tiga hari atau satu minggu ke depan dengan harapan semakin sering disajikan maka lama-kelamaan anak akan terbiasa.
Adapun membina selera makan anak seharusnya dimulai sejak awal, bahkan sejak anak masih dalam kandungan dan saat fase menyusui. Ibu sebaiknya tidak terlalu memilih-milih makanan yang dikonsumsi – sepanjang sesuai dengan pedoman gizi seimbang.
Keragaman jenis makanan bergizi yang dikonsumsi ibu hamil dan menyusui secara tidak langsung akan memengaruhi kondisi anak. Sehingga sejak dalam kandungan, bayi telah terbiasa dengan rasa makanan yang dimakan oleh ibunya.
Berdasarkan riset menunjukkan, air ketuban itu ada rasanya, ssuai dengan yang dimakan ibu. Jadi, jika ibunya terbiasa makan segala jenis makanan, pada saat bayi makan MPASI (makanan pendamping air susu ibu) dia tak merasa asing lagi.
Anak yang kekurangan asupan nutrisi sesuai kebutuhannya dikhawatirkan dapat mengalami masalah kesehatan. Dalam jangka pendek, anak mudah terkena penyakit infeksi yang kemudian dapat memengaruhi kurangnya nafsu makan. Perlu diingat anak yang punya masalah nutrisi, daya tahan tubuhnya akan menjadi rendah.
Dalam jangka panjang, anak berpotensi mengalami stunting, yang dapat berdampak pada kemampuan belajar dan fungsi kognitif yang lebih rendah. Adapun upaya pencegahan stunting yaitu dengan melakukan pemantauan pertumbuhan berkala sehingga dapat mendeteksi perlambatan pertumbuhan lebih awal.
Di samping itu orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan rekomendasi penanganan yang tepat untuk buah hati.
Sumber: Antara