Apa pasal yang dapat mendorong orang untuk melakukan perubahan? Menggeser paradigma, kebiasaan, lalu berupaya untuk menjadi lebih baik. Diperlukan kesadaran, motivasi, dalam hal ini anak dapat menjadi alasan.
Seorang ayah dapat meninggalkan kebiasaan merokok karena anak. Dalam hal ini saya secara personal pernah mendengar seorang pejabat menceritakannya di forum publik. Pun begitu dengan bapak saya ketika dahulu.
Ada kesadaran, motivasi untuk hidup dan berperilaku lebih sehat. Nyatanya hal tersebut juga teramat mungkin dialami oleh orang-orang ketika menjadi orang tua. Lingkar berpikirnya tak hanya terbatas pada diri, pasangan, melainkan juga memikirkan telahkah diri menjadi panutan yang baik untuk anak?
Dari pola makan, telahkah menerapkan menu gizi seimbang serta mencontohkan hidangan yang baik? Dari berolahraga, telahkah rutin secara harian, mingguan, untuk melakukan olah raga, bergerak aktif? Anak merupakan peniru ulung. Baik yang tersirat maupun tersurat akan menjadi bahan bagi anak untuk dilakukan copy paste pada dirinya.
Menjadi versi lebih baik dari diri, dengan menepikan ketakutan pribadi. Mungkin ayah-bunda punya pengalaman, memori tak mengenakkan tentang dokter gigi. Namun, karena kesadaran perlunya menjaga gigi sejak dini, orang tua dapat memberanikan diri mengantar anak bertemu janji dengan dokter gigi.
Atau mencoba aneka wahana yang dapat memicu adrenalin. Dikarenakan anak menginginkannya dan membutuhkan pendampingan, maka orang tua dapat menepikan ketakutan pribadi, serta mencobanya.
Bagi orang tua ada kesadaran, untuk mengambil sisi positif yang ada, serta sebisa mungkin memutus sisi negatif yang diturunkan. Ketidakbisaan yang dimiliki orang tua, diupayakan agar tidak “ditularkan”, menurun pada anak. Diharapkan anak memiliki kebisaan itu. Tentu dengan pemahaman bahwa kebisaan-kebisaan itu tak hanya demi memenuhi ego orang tua, melainkan merupakan keterampilan yang dibutuhkan anak dalam kehidupannya.