Arifin Diterbitkan 17 March 2023

Kala Kritik Bak Keripik 

Kritik, siapa yang menyukainya? Lazimnya kritik jika ditujukan pada diri, maka ada resistensi tersendiri. Padahal jika ditelaah lebih jauh dan mendalam sesungguhnya kita membutuhkan kritik.

Dengan kritik, kita mendapatkan feedback. Dengan kritik, terdapat ruang untuk memperbaiki. Di samping itu, kritik juga dapat menjaga bias dari persepsi diri maupun pujian dari yang lain yang bisa jadi berlebihan.

Jika telah menyadari urgensi kritik, maka ada kebutuhan untuk membiasakan dikritik. Hal ini dapat dibiasakan dengan menyertakan orang-orang yang berada dalam circle terdekat. Mereka yang biasanya lebih obyektif, jujur, blak-blakan tentang celah, kesalahan dari diri.

Dengan kritik pula maka diri akan belajar mendengar, menelaah.

Di kutub lainnya, jika menjadi pribadi yang anti kritik, ketika omongannya tidak boleh dibantah, orang lain tidak berani mengeluh dengan tindak tanduk diri – maka sesungguhnya orang tersebut telah melewatkan kesempatan untuk memperbaiki diri.

Sementara itu, kritik dapat disampaikan dengan berbagai cara. Kritik yang disampaikan dengan cara yang salah bisa membuat orang lain defensif, menyakiti hati mereka, dan membuat mereka menutup diri.

Pada buku How to Win Friends and Influence People karya Dale Carnegie, terdapat sejumlah tips memberi kritik. Tipsnya yakni, never say “you’re wrong”, use questions instead. Mari melontarkan pertanyaan yang bisa menggiring ke arah pemikiran kita. Ingat juga untuk jangan langsung mengatakan, ‘kamu salah tuh, itu enggak benar’ – secara gamblang.

Cara berikutnya dengan menggunakan sandwich technique. Dimana kritik (masukan yang membangun) diapit dengan komentar positif pada awal dan juga akhir. Komentar positif ini bisa berupa hal positif yang sudah mereka lakukan. Dengan sandwich technique, maka penyampaian kritik lebih halus, sentimennya lebih seimbang, sehingga orang kemungkinan lebih nrimo terhadap masukan yang diberikan.

Tips berikutnya yaitu mengakui kesalahan dan kekurangan kita secara terbuka, sehingga orang yang dikritisi akan merasa bahwa ini adalah “safe space” bagi mereka untuk berefleksi dan becermin terhadap kesalahan yang juga dilakukan oleh mereka.

Demikian adanya urgensi dari kritik dan beberapa tips menyampaikan kritik. Semoga kiranya dengan lebih mengerti, maka kritik dapat diperlakukan bak keripik. Lebih terbiasa untuk “disantap” dan “dinikmati”.