Mata, tak sekadar organ tubuh yang berperan dalam penglihatan. Ia juga merupakan jendela, sinyal, kode, akan rasa. Maka tak mengherankan diksi ‘mata’ digunakan sejumlah musikus pada lagu.
Seperti termaktub pada lagu Mata Ke Hati dari HIVI! yang menggunakan konsep yang telah dikenal publik: dari mata, turun ke hati.
Oh kasihku kau membuat cinta
Jatuh dari mata dan turun ke hati
Sedangkan pada Dari Mata yang diciptakan dan dipopulerkan JAZ, berkisah tentang bagaimana cinta hadir pada pandangan pertama. “People may not believe in love at first sight, but there are some who actually feel they fall in love the moment they meet. Lagu ini mewakili orang-orang yang percaya akan kekuatan cinta seperti itu,” seperti tertera dalam keterangan di YouTube JAZ.
Lagu bergenre pop/R&B ini begitu catchy dan easy listening. Sambutan pun diterima, hingga berita ini dibuat telah lebih dari 101 juta kali musik videonya dilihat di YouTube. Petikan lirik berikut tentu telah begitu familiar dihafal dan dinyanyikan:
Oh, mungkin inikah cinta pandangan yang pertama?
Kar’na apa yang kurasa ini tak biasa
Jika benar ini cinta, mulai dari mana? (Dari mana?)
Oh, dari mana?
Dari matamu, matamu, ku mulai jatuh cinta
Ku melihat-melihat ada bayangnya
Dari mata, kau buatku jatuh
Jatuh, terus jatuh ke hati (jatuh ke hati)
Mata dan tatapan, hal tersebut bertaut dengan sempurna pada Labirin, lagu yang dipopulerkan Tulus, serta musik videonya digarap sutradara Davy Linggar. Simaklah kekuatan lirik dari Tulus sebagai berikut:
Bius aku dengan tatapanmu tatapanmu
Misterimu
Menyiksaku tapi sungguh candu sungguh candu
Dus musik yang apik, lirik menarik, berpadu dengan imajinasi interpretasi yang dengan piawai disuguhkan di musik videonya.
Mata dan tatapan, hal itu juga yang diungkap pada lagu Roman Picisan dari Dewa 19 seperti tertera pada potongan liriknya berikut:
Tatap matamu bagai busur panah
Yang kau lepaskan ke jantung hatiku