Pada musik video Labirin, yang berlatar di laboratorium terdapat sketsa anatomi. Bukan kaleng-kaleng, pembuat sketsa anatominya Kendra Paramita, ilustrator yang biasa menghiasi sampul muka majalah Tempo.
Sejalan dengan konsep videonya, sejumlah sketsa anatomi yang dibuat yakni telinga, mata. Sementara itu, sketsa anatomi mengingatkan saya pada pelukis Leonardo Da Vinci. Pelukis Mona Lisa tersebut juga dikenal sebagai ahli dalam bidang anatomi.
Salah satu lukisan terkenalnya adalah gambar “Vitruvian Man” yang menjadi simbol proporsi anatomi tubuh manusia. Selain itu, Da Vinci juga menghasilkan lebih dari 240 gambar anatomi bagian tubuh manusia yang merupakan dokumen dan pemikiran penting bagi dunia kedokteran saat itu.
Diawali dari saran guru lukisnya agar Da Vinci belajar anatomi tubuh manusia, pada tahun 1510, Da Vinci berkolaborasi dengan seorang profesor muda bidang anatomi di Italia bernama Marcantonio della Torre. Pada saat itu Da Vinci mendapat izin untuk ikut melakukan diseksi (pembedahan mayat yang ditujukan untuk pembelajaran anatomi tubuh manusia) dan mulai menggambar detail-detail anatomi.
Masih terkait anatomi, namun kali ini anatomi hewan buas. Binatang buas menjadi subjek lukisan favorit pelukis Raden Saleh. Beberapa karyanya yang menampilkan singa ialah “The Wounded Lion” (1838) dan “Head of Lion” (1843). Seperti dilansir Good News From Indonesia, untuk mempelajari anatomi hewan buas ini, Raden Saleh gemar pergi ke pertunjukan penjinak hewan Henri Martin di Den Haag. Di sini, ia sering menyelinap ke belakang panggung untuk melihat singa dari jarak dekat.
Ada pun sketsa dari binatang maupun tumbuhan, dapat berguna untuk mengenali hewan ataupun jenis tanaman tertentu. Pada masa ketika digitalisasi teknologi belum terjadi, untuk mengenali hewan maupun tumbuhan, digunakan ilustrasi. Ilustrasi tersebut menjadi panduan untuk membedakan ragam spesies, serta aneka tumbuhan yang ada.