Menarik adanya konten dari Nas Daily mengenai sebuah negara dimana penduduknya banyak yang hafal silsilah keluarga, pohon keluarga, hingga 7 generasi ke atasnya. Negara itu adalah Kazakstan.
Dari negara yang terletak di Asia Tengah, beribu kota Astana tersebut, kita diingatkan untuk mengingat lebih jauh dan lebih menghargai sejarah. Tak usah jauh-jauh, bisa dimulai dengan sejarah diri yang menyertakan pohon keluarga. Dari mana kita berasal, sudah sejauhmana berdiaspora, tahukah pekerjaan serta situasi zaman para leluhur, dan sebagainya.
Pengetahuan serta ingatan dari diri, bisa jadi mentok hingga di kakek-nenek, generasi-generasi sebelumnya luput dari memori dan perhatian. Maka mumpung silaturahmi sedang giat-giatnya pada momentum Ramadan, lalu Lebaran nanti, mengapa tak menggunakannya untuk lebih mengenal pohon keluarga.
Manfaatkan momentum silaturahmi untuk kepo, cari tahu foto, peninggalan para leluhur, bagaimana kisah mereka dahulu, nama mereka, dan sebagainya. Dengan mengetahui itu bukan berarti diri “terperangkap” pada sejarah, melainkan ambil sebagai hikmah pembelajaran.
Seperti hikmah dari pernyatan Isaac Newton dalam suratnya kepada Robert Hooke tahun 1676, “Jika aku dapat melihat lebih jauh, hal itu lantaran aku berdiri di atas pundak para raksasa.” Newton sadar, apa yang ia capai tidak akan bisa sejauh itu jika tanpa pemikiran dan penemuan ilmuwan-ilmuwan sebelumnya.
Pun begitu dengan kita, hendaknya mengapresiasi, mengirimkan doa kepada para leluhur.
Beberapa tahun yang lalu, majalah Historia menginisiasi kegiatan terkait asal usul orang Indonesia melalui penelitian DNA. Ada 15 relawan yang hasil tes DNA mereka dipamerkan dalam pameran ASOI: Asal Usul Orang Indonesia yang digelar di Museum Nasional.
Para relawan itu terdiri dari berbagai profesi dan latar belakang yang berbeda. Beberapa nama di antaranya adalah Ariel NOAH, Najwa Shihab, Mira Lesmana, Ayu Utami, dan Riri Riza.
Dari hasil penelitian DNA tersebut seperti dilansir Kompas, menunjukkan Ariel NOAH memiliki empat perpaduan DNA. Terdiri dari DNA East Asian sebesar 15,14 persen, Asian Dispersed 5,02 persen, Middle Eastern 0,05 persen, dan South Asian sebesar 79,78 persen. Dengan begitu, sang vokalis memiliki gen dari leluhur India, Jepang, Yunani, dan Asia-Amerika.
Tercatat, berdasarkan penelitian, jurnalis Najwa Shihab memiliki 10 perpaduan DNA dari berbagai bangsa. Yakni, South Asian sebesar 48,54 persen, North African 26,81 persen, African 6,06 persen, East Asian 4,19 persen, African Dispersed 4,15 persen, Middle Eastern 3,48 persen, Southern European 2,20 persen, Northern European 1,91 persen, dan Asian Dispersed 1,43 persen.
Dari hasil penelitian, diperlihatkan bila Najwa memiliki fragmen DNA dari moyang yang berasal dari Afrika Utara, Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa Selatan, Afrika, Eropa Utara, diaspora Asia, diaspora Afrika, dan diaspora Eropa. Uniknya, meski diketahui Najwa Shihab merupakan orang Indonesia keturunan Arab, akan tetapi gen Arab yang dimiliki Najwa hanya 3,4 persen.
Maka boleh dibilang penanda genetik itu menunjukkan bukti adanya pembauran beberapa leluhur genetik yang datang dari periode maupun dari jalur yang beragam. Maka kiranya hal tersebut juga dapat menjadi refleksi kita untuk lebih bijak dalam berpikir, bertindak, serta lebih percaya pada mimpi. Karena bisa jadi leluhur kita telah berdiaspora, berjuang melintasi daerah, zona nyamannya, dalam kehidupannya.