Belajar adalah hal yang senantiasa terjadi. Semenjak kecil, hingga kini, bahkan sepanjang hayat. Belajar sendiri sesungguhnya tak terbatas pada bangku sekolah, bangku kuliah, melainkan dapat dilakukan dimana saja, kapan saja.
Situasi, kondisi, inovasi yang ada, dapat menjungkirbalikkan hal-hal yang dirasa diketahui, dikuasai. Maka beradaptasi agar tidak tersingkir, salah satunya dengan belajar. Menyiapkan diri agar tetap relevan dengan zaman.
Belajar dapat dirasa worth it, ketika mendapatkan bimbingan dari pembimbing yang kompeten. Di samping itu ilmu yang dipelajari telah terbayangkan akan berguna untuk apa.

Dengan adanya pembimbing, guru, tutor, yang kompeten, maka lebih jembar, lebih mudah rasanya suatu pelajaran dapat dipelajari dan dikuasai. Cobalah ingat-ingat ketika di bangku sekolah, bangku kuliah – manakala guru, dosen yang mengajar begitu piawai – terasa korelasinya pada semangat dan pemahaman diri bukan?
Dengan mengetahui ilmu yang dipelajari akan berguna untuk apa, juga menambah daya semangat untuk belajar. Seperti memberikan tujuan, “bahan bakar semangat”, alasan untuk mempelajari ilmu tersebut.
Hal lainnya yang dapat dimasukkan dalam konsep belajar, yakni belajar hal baru dari mana saja. Dari perjumpaan dengan aneka orang, aneka profesi, ragam kompetensi, Anda dapat belajar minimal selayang pandang tentang keterampilan lainnya. Paling tidak hal itu akan menempatkan Anda untuk keluar dari “tempurung”, melihat dunia dengan pemahaman ‘oh ada ya orang dengan keterampilan ini, keterampilan itu’.
Belajar juga membutuhkan konsistensi, ketelitian, maka ada proses disana. Menempa diri dalam pembelajaran, berada dalam lingkungan yang menyokong pembelajaran.