Pekan-pekan akhir di beberapa Liga Eropa telah menjelang. Persaingan kian meruncing – baik itu dalam skala memperebutkan gelar juara liga, lolos ke Eropa, hingga tidak terdegradasi. Dalam hal ini, pelatih merupakan elemen penting.
Menariknya, terdapat beberapa pelatih yang dihadirkan dengan “tugas khusus” menjaga sebuah klub agar tidak terdegradasi. Tentunya degradasi adalah bencana, secara pendapatan, pamor nama sebuah klub, kemungkinan kehilangan pemain, dan sebagainya.
Maka tak mengherankan ketika sebuah klub melihat indikasi, pertanda klubnya berada di “jalur menuju degradasi”, perubahan di sisi kepelatihan dilakukan. Di antaranya Sean Dyche yang diharapkan dapat membawa Everton selamat dari degradasi.
Hingga partai ke-35, Everton kini satu setrip dari zona degradasi. Posisi yang masih rawan, serta ngeri-ngeri sedap. Meski begitu Dyche membuktikan tajinya dengan mengalahkan tim yang secara kalkulasi lebih kuat. Arsenal takluk 0-1 kala bersua Everton. Lalu menghadapi Brighton, tim dari kota Liverpool ini berhasil menang 5-1. Mampukah Everton bertahan atau terdegradasi pada akhirnya? Menarik untuk dinanti.
Lalu ada Sam Allardyce yang dikenal sebagai pelatih spesialis penyelamat tim dari degradasi. Big Sam memiliki sejumlah curriculum vitae yang baik sebagai penyelamat.
Pada musim dingin 2015/16 Allardyce ditunjuk sebagai pelatih pengganti di Sunderland. Kala itu The Black Cats baru meraup 3 poin dan terpuruk di urutan 19 (di bulan Oktober). Sunderland akhirnya dibawanya finish di posisi 17, yang berarti terselamatkan dari degradasi.
CV lainnya sebagai penyelamat tim dari degradasi dicatatkan Big Sam melalui Crystal Palace. Klub asal London tersebut dilatih Allardyce sebelum Natal 2016. Kala itu Palace berada di peringkat 17, posisi yang ngeri-ngeri sedap, karena dapat terperosok degradasi. The Eagles akhirnya aman di posisi 14 klasemen di akhir musim.
Tangan dingin Allardyce begitu dinanti bagi fan Leeds United. Ia ditunjuk untuk menjadi juru taktik menggantikan Javi Gracia dengan slot empat pertandingan tersisa di Liga Inggris. Partai pertama yang dilakoninya memang berujung kekalahan yakni 1-2 dari Manchester City. Namun, Leeds yang kini berada di zona degradasi (peringkat 19) masih memiliki asa di tiga partai penentu nasib, menghadapi Newcastle, West Ham, dan Tottenham.