Kantong plastik telah melekat dalam aktivitas sehari-hari. Meski begitu seiring kesadaran yang kian masif akan dampak negatif dari sampah plastik, maka sejumlah cara, tips, perubahan gaya hidup dilakukan.
Di antaranya dikenal 3R yakni reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang), recycle (mendaur ulang) untuk menangani dan mengelola sampah plastik. Pada 3 Juli diperingati sebagai Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia, sebuah momentum untuk berefleksi telahkah kita menerapkan 3R tersebut.
Lantas apa sajakah bahaya dari intensnya penggunaan plastik sekali pakai? Terdapat risiko kesehatan, karena paparan zat kimia yang terkandung dalam plastik. Terdapat tambahan zat kimia beracun agar plastik keras, lunak, berwarna. Bila plastik digunakan untuk kemasan makanan tertentu atau barang tertentu, terdapat potensi paparan ke manusia secara langsung.
Selain itu, tubuh juga dapat terkontaminasi oleh mikroplastik. Mikroplastik adalah pecahan plastik berukuran kecil yang berasal dari plastik yang tercecer ke lingkungan dan tidak dapat terurai.
Mikroplastik yang dikonsumsi oleh ikan, lalu dimakan seseorang, maka mikroplastik dapat masuk ke tubuh orang tersebut.
Sampah plastik juga dapat menimbulkan kerugian lingkungan. Dikarenakan tak semua sampah plastik berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) serta tidak semua bisa didaur ulang. Maka sampah plastik tersebut dapat mencemari sungai, laut, pesisir, serta mengancam ekosistem flora dan fauna.
Sampah plastik sekali pakai juga berkontribusi terhadap perubahan iklim, karena plastik terbuat dari minyak dan gas bumi.
Sumber: WALHI, Antara