Libur anak sekolah di Indonesia masih berlangsung. Di sisa-sisa hari yang ada, opsi untuk menghadirkan liburan bermakna bagi anak masih terbentang lebar. Di antaranya dengan memaknai dari mana segalanya bermula.
Ayah-bunda dapat melibatkan anak dalam memasak. Mulai dari awal semulanya, seperti memilih apa yang mau dimasak, berbelanja bahan makanannya, hingga melibatkan mereka dalam memasak. Dengan begitu ananda mengalami langsung bahwa makanan yang tersaji di piringnya telah melalui proses tertentu.
Ada rantai panjang yang jika dicacah menyertai, seperti petani, penjual bahan makanan, pun begitu ketika memasaknya yang membutuhkan waktu. Semoga dengan begitu ananda dapat lebih menghargai, bersyukur, terhadap makanan yang ada di piringnya.
Masih tentang awal semula, melintas ingatan tentang film Charlie and the Chocolate Factory. Wisata yang dapat ayah-bunda susun juga dapat menyertakan unsur edukasi, di antaranya dengan berkunjung ke tempat produksi tertentu. Contohnya bisa ke yang skalanya usaha mikro kecil menengah (UMKM), seperti pabrik tahu rumahan, pabrik roti skala kecil-menengah, tempat pembuatan bakpia, tempat pembuatan dodol.
Jika berkunjung ke desa agraris, mengajak ananda ke sawah pun dapat menjadi pilihan. Melihat bentangan sawahnya, berbincang dengan petaninya mengenai tantangan menanam padi (seperti cuaca, hama, ketersediaan air, pupuk, dan sebagainya). Mau berkunjung ke tempat produksi, tapi di rumah saja? Ayah-bunda dapat membersamai anak untuk menonton tayangan mengenai produksi sesuatu, bisa pabrik kendaraan bermotor, pabrik makanan, pabrik tekstil, ataupun pabrik Lego – mainan yang biasa mereka mainkan dalam keseharian (dengan begitu mereka tahu proses membuat mainan tersebut hingga jadi).