Carian
Skeptis? Jangan-Jangan Anda Berbakat Jadi Jurnalis & Detektif 
August 9, 2023 Arifin

Tahukah Anda dengan karakter Tintin? Tintin dikisahkan merupakan wartawan Belgia yang terlibat dalam kasus berbahaya. Dalam serialnya, Tintin hampir selalu terlibat dalam berbagai kasus kriminal berbahaya internasional di mana kecepatan berpikir, keberanian, dan kemujuran di detik-detik terakhirnya berhasil menyelamatkan dirinya dan dunia. Hampir di setiap petualangan dia melibatkan dirinya dalam sebuah penyelidikan atau investigasi.

Dari selayang pandang penjelasan tersebut, ada kesamaan antara jurnalis dengan detektif. Dalam unggahannya di Instagram, pemimpin redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho mengungkap sikap dasar seorang jurnalis. Meragu-ragu, tidak mudah percaya, atau skeptis merupakan sikap dasar seorang wartawan.

“Sikap dasar ini mendasari kewajiban pertama-tama jurnalisme yaitu pada kebenaran. Kebenaran jurnalistik umumnya ditemukan dengan tiga metode penuh liku dan jebakan yaitu riset, observasi, dan wawancara,” tulis Wisnu di akun Instagram-nya @beginu.

Tertib pada ketiga metode tersebut mendekatkan jurnalis pada kebenaran yang menjadi kewajibannya. Ada pun sikap skeptis seorang jurnalis bisa dijumpai pada pertanyaan-pertanyaan gugatan yang diajukan.

Sikap skeptis itu bisa juga dijumpai pada yang tidak terkatakan tapi gamblang tersampaikan. Bahasa tubuh bisa jadi pilihan.

Dari penjelasan Wisnu Nugroho tersebut, cobalah Anda bandingkan dengan para detektif yang ada pada sejumlah kisah. Sherlock Holmes, Conan Edogawa, Hercule Poirot, Kaga Kyoichiro, Cormoran Strike sebagai sampel. Para detektif dalam sejumlah kisah tersebut melakukan riset, observasi, dan wawancara sebagai metode untuk menemukan kebenaran.

Apakah Anda ingat dengan Poirot yang melakukan wawancara pada para penumpang secara satu per satu di kisah “Murder on the Orient Express”? Atau simak juga Kaga Kyoichiro pada edisi perdana “Shinzanmono” kala ia mengetahui sang nenek memiliki kebiasaan mencoba makanan kucing, serta pengetahuannya bahwa kucing biasanya memilih tempat tersembunyi untuk mati (sedangkan fakta kejadian kucing peliharaan sang nenek mati tidak di tempat tersembunyi).

Kedua sampel tersebut menunjukkan bagaimana riset, observasi, dan wawancara dilakukan pada kerja detektif. 

Komen