Bagaimana kiranya menghadirkan isu mesra terhadap alam, serta mesra terhadap bumi? Salah satunya dengan menyajikan fakta dan data. Sebagai contoh, dapat dengan mengungkap berapa lama sampah terurai di alam.

Berikut fakta dan datanya:

·         Botol plastik: 100-1.000 tahun

·         Plastik: 100-1.000 tahun

·         Styrofoam: 800-1.000 tahun

·         Tas plastik: 450 tahun

·         Tali plastik: 600 tahun

·         Tisu: 3 bulan

·         Rokok: 5 tahun

·         Baterai: 100 tahun

·         Kemasan plastik: 5-10 tahun

Fakta dan data tersebut untuk kemudian dapat dikemas dalam cerita yang menarik. Seperti iklan layanan masyarakat di radio, di antaranya mengungkap mengenai kemasan plastik yang bertemu dengan sesama kemasan plastik lainnya. Ternyata telah bertahun-tahun, kemasan plastik tersebut berada di laut. Terdapat percakapan antara sesama kemasan plastik tersebut.

Iklan komersial pun dapat mengusung isu lingkungan, seperti misalnya pada iklan Marjan “Baruna Sang Penjaga Samudera” pada Ramadan dan Idulfitri lalu. Menarik adanya iklannya bak sebuah film laga berlatar petualangan, serta desa dimana penduduknya berprofesi sebagai nelayan.

Terdapat sisipan pesan lingkungan mengenai sampah plastik yang mencemari lautan. Hal tersebut menjadi alasan bagi kehadiran monster di lautan. Dalam iklannya disebutkan dengan narasi: sampah membangkitkan sosok yang menjadi bencana.

Mengemas isu lingkungan juga dapat ditemui pada buku bacaan anak. Seperti buku anak yang belum lama ini kami beli yakni Akan ke Mana Boti? Buku tersebut mengisahkan Boti, si botol merah, sudah lama tinggal di dalam toko swalayan. Suatu hari, ia keluar toko dan hanyut di sungai.

Boti (si botol merah) sempat hanyut terbawa arus sungai yang deras. Hal yang lazim ditemui dalam penglihatan sehari-hari, dimana di sungai terdapat aneka sampah. Ternyata Boti dan sampah plastik lainnya didaur ulang untuk menjadi kursi di taman. Suatu pesan yang kiranya dapat menghadirkan kesadaran lingkungan dalam cerita sederhana untuk anak-anak.