Akhir tahun menjelang. Berbagai rencana wisata telah semakin termantapkan. Bagaimana dengan Anda, telah menyiapkan rencana vakansi?
Vakansi hendaknya mempertimbangkan pula akankah melakukan pelancongan secara sendiri (solo traveling), secara bersama, ataupun menggunakan agen perjalanan. Setiap opsi tentu memiliki konsekuensi.
Seperti misalnya melakukan perjalanan secara bersama, maka ketahui tiap orang beda kepala, serta memiliki preferensi yang berbeda. Bisa jadi di perjalanan bersama tersebut, ada si wisata kuliner, si paling sibuk dengan segala detail, si pencari oleh-oleh, si planner. Dengan keragaman tersebut, maka di saat vakansi bisa terjadi tarik-menarik kepentingan. Dari yang semula berniat happy-happy bersama, menjadi konflik yang membuat keruh perjalanan wisata.
Maka memilih teman wisata yang proper layak untuk dipertimbangkan sebelum melakukan vakansi. Ada pun jika “harus” berwisata dengan tipe yang sekiranya akan memantik konflik, maka redamlah sejak dalam perencanaan (mitigasi kemungkinan konflik sejak dalam perencanaan), termasuk berdamai dengan ekspektasi vakansi.
Berwisata secara bersama juga dapat mengungkap mengenai karakter dari orang per orang. Mungkin saja Anda terkagetkan, dengan sifat orang yang baru ketahuan ketika vakansi berkelompok tersebut.
Saat berwisata secara bersama ini yang perlu diperhatikan yakni tentang pembiayaan. Seperti biaya transportasi, tiket masuk, penginapan, kuliner. Perkara pembiayaan ini dapat menjadi polemik bila tidak diatur dengan baik mengenai siapa membayar apa dan berapa.
Berwisata secara bersama juga mengajarkan diri untuk fleksibel serta berkompromi. Bisa jadi di “lapangan” ada hambatan, halangan, maka fleksibel dan berkompromilah. Upayakan untuk sama-sama berbahagia dan menikmati wisata. Keterampilan tersebut berguna kiranya untuk kehidupan, tak sekadar kala bervakansi saja.