Di tiap persimpangan, harap & takut teraduk menjadi satu
Mana aroma & rasa yang lebih kuat?
Tiap kita bisa mengupayakannya
Tiap kita berdaya memilihnya
Paling tidak, sejak dari kepala
Meniupkan kata
Menitipkan doa
Lagi, lagi, lagi, lagi
Terus, terus, terus, terus
Adakah berarti akan 100% harap atau 100% takut?
Lazimnya, ada kecenderungan tertentu
Bagaimana jika, setelah persimpangan itu, ke arah yang tak kita sukai?
Mungkin itu persepsi
Mungkin itu hikmah yang akan ditemui kemudian
Bersama gerutu,
Tangis,
Amarah,
Nelangsa,
Sikap mempertanyakan
Bagaimana jika, setelah persimpangan itu, ke arah yang kita sukai?
Nyatanya takut & harap masih melekat, bak bayangan yang setia mendampingi
Setelah persimpangan, diri beradaptasi
Berada di keseimbangan baru
Harap & takut yang baru menebarkan tunasnya