Penyakit tekanan darah tinggi tak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Terdapat sejumlah faktor risiko hipertensi pada anak, mulai dari faktor keturunan hingga obesitas.
Bila faktor risiko pada anak itu keturunan misalnya kalau ada keluarganya sakit hipertensi, biasanya pada anak-anaknya atau keturunannya bisa iya, bisa tidak. Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi berisiko mengalami kondisi serupa. Selain itu, penyakit jantung bawaan, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi garam, lemak, serta gula berlebihan juga bisa memicu hipertensi pada anak.
Anak-anak yang mengalami obesitas memiliki kecenderungan untuk mengalami hipertensi. Begitu pula dengan anak berat lahir rendah yang kemudian diberi makanan berlebihan, hal ini dapat meningkatkan risiko hipertensi pada usia dini.
Lebih lanjut, penting untuk melakukan pemantauan kesehatan anak sejak dini. Anak-anak dengan faktor risiko dianjurkan untuk melakukan pengecekan tekanan darah setiap tahun sejak usia tiga tahun.
Lakukan screening di usia tiga tahun. Itu diukur kalau aman ya sudah tenang. Tapi kalau di usia tiga tahun dengan faktor risiko, itu dianjurkan setiap tahun sekali screening.
Tak hanya sebagai masalah kesehatan anak, hipertensi pada masa anak-anak juga dapat berdampak pada kesehatan dewasa. Bila tak ditangani dengan baik, hipertensi pada anak dapat berlanjut hingga dewasa.
Dalam menanggulangi faktor risiko, disarankan untuk melakukan modifikasi gaya hidup, seperti menurunkan berat badan untuk anak yang mengalami obesitas, mengadopsi diet rendah lemak dan garam, serta memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Lalu juga asupan makanan yang mengandung kalium dan kalsium. Bila makanan sudah sesuai dengan gizi seimbang, ada lemak, ada protein, ada sayur, ada protein hewani, ada karbohidrat, merupakan kunci. Kemudian, lakukan olahraga teratur.
Sumber: Antara