Buku Stolen Focus: Why You Can’t Pay Attention karya Johann Hari mengungkap saat ini kita memang hidup pada zaman di mana kemampuan orang untuk fokus berkurang drastis. Orang semakin sulit mencapai state of flow saat melakukan apa pun. Lawan dari flow adalah fragmented, dan kondisi itulah yang secara umum terjadi di seluruh dunia. Orang membaca sepotong-sepotong, menulis sepotong-sepotong, dan berpikir pun sepotong-sepotong.
Apa pasal hal tersebut dapat terjadi? Ada ragam penyebabnya, seperti media sosial, kurang tidur alias sleep deprivation yang menjadi gejala umum masyarakat seluruh dunia, nutrisi yang tidak seimbang, sampai terlalu banyak stimulasi yang membuat orang jadi susah melamun.
Perlu diketahui, otak kita justru lebih mampu fokus ketika kita mengizinkannya tidak fokus untuk sementara. Melamun memberi otak kita kesempatan untuk leyeh-leyeh. Otak jadi mampu menghubungkan fakta-fakta yang sebenarnya sudah ada, menjadi sebuah kesimpulan yang lebih utuh. Itulah mengapa kadang kita mendapat gagasan saat sedang mencuci piring, mandi, atau kegiatan-kegiatan merenung lainnya.
Melamun di zaman kontemporer bisa jadi jarang atau sulit dilakukan. Dikarenakan senantiasa ada distraksi. Pun begitu pilihan untuk mengatasi bosan, yang bisa jadi tertuju pada perangkat elektronik. Padahal bosan itu perlu untuk merangsang kreativitas. Bosan itu dapat dicoba cari penawarnya dari dalam diri yakni dengan melamun.
Jadilah pelamun yang berdedikasi dengan mengalokasikan waktu tiap harinya untuk melamun. Begitulah kiranya, terkadang bila dipikirkan terlalu rumit, terlalu serius, tak menemukan solusinya. Namun, ketika melamun, serta membiarkan pikiran rileks, berbagai fakta-data yang ada dapat dihubungkan.