Umat muslim yang menunaikan ibadah puasa, frekuensi makan selama bulan Ramadan memang dapat berkurang menjadi dua kali sehari, yakni pada saat sahur dan berbuka puasa. Meski begitu, bila tak disertai dengan pemilihan dan pengaturan makan yang tepat pada saat berbuka puasa maupun sahur maka asupan kalori harian malah dapat melampaui kebutuhan tubuh selama bulan puasa.
Puasa sesungguhnya momen yang bagus untuk mengurangi kalori, karena makan cuma dua kali, asalkan makanan yang dipilih saat buka puasa sama saat sahur tepat, sesuai dengan kebutuhan gizi.
Sebagai informasi, orang yang mengalami obesitas selama berpuasa dapat mengurangi asupan kalori 300 sampai 350 dengan pemantauan ahli gizi.
Upaya pengurangan asupan kalori selama berpuasa dapat dilakukan dengan menjalankan diet defisit kalori terencana dibarengi dengan olahraga.
Disarankan orang yang berpuasa mengonsumsi banyak sayur dan buah saat sahur maupun berbuka puasa karena keduanya tidak mengandung kalori berlebih.
Untuk porsi makan saat berbuka puasa sebaiknya tidak terlalu besar. Dalam hal ini, orang dengan obesitas dapat berbuka puasa dengan es buah yang tidak menggunakan banyak susu.
Jika terbiasa mengonsumsi nasi sebagai makanan utama, maka porsinya lebih baik ditakar agar tidak menimbulkan kelebihan asupan kalori. Di samping itu, nasi juga dapat diganti dengan sumber karbohidrat lain seperti jagung, ubi, dan roti.
Seperti yang ada di pedoman gizi seimbang, disarankan makan beraneka ragam karbohidrat. Jagung atau roti bila kalorinya sekitar 400-500 sudah termasuk makan berat.
Disarankan orang dengan obesitas berolahraga minimal selama 150 menit dalam sepekan apabila ingin menurunkan berat badan. Olahraga yang dilakukan terukur, durasi memenuhi standar, dan juga olahraganya dikombinasikan antara kardio dan angkat beban untuk mencapai penurunan berat badan.
Sumber: Antara