Carian
Bagian Dirimu Yang Dilatih 
March 13, 2024 Arifin

Dalam seminggu, dua hari anak saya mengikuti latihan atletik. Sejumlah pengamatan pun saya lakukan. Di gelanggang olahraga tersebut, aneka olahraga berlatih disana. Terdapat lari, lempar, tolak peluru, lompat. Belum lagi cabang olahraga lainnya yang juga turut berlatih disana seperti rugbi, bola basket.

Dari sisi postur, terlihat bagaimana bagian dari diri yang dilatih. Intensitas latihan yang berkala dilakukan telah membentuk postur para atlet di gelanggang olahraga tersebut. Memang terdapat sejumlah perbedaan, antara atlet lari dengan tolak peluru misalnya, dari bagian tubuh yang dikuatkan.

Kekerapan berada di gelanggang olahraga tersebut membuat saya berpikir tentang bagian diri yang dilatih. Pada atlet, hal tersebut ditempa melalui latihan terus-menerus. Bagaimana dengan Anda dan saya?

Dikenal istilah kecerdasan majemuk, jadi seseorang dapat memiliki bakat, dapat di bidang musik, bidang seni, bidang linguistik, matematika, komunikasi, kinestetik-jasmani, dan sebagainya. Selain perihal bakat, hal tersebut juga bagian dari diri yang dilatih. Bila mengambil sampel dari paragraf sebelumnya, maka para atlet di gelanggang olahraga termasuk memiliki kecerdasan kinestetik-jasmani yang terus diasah.

Dengan memahami konsep mengenai kecerdasan majemuk, maka ada pemahaman yang lebih jauh, bahwa manusia tidak seragam. Dengan begitu perlu mengetahui bakat dari kecerdasan yang dimiliki. Selain itu, perlu kiranya untuk mengasah kecerdasan-kecerdasan yang ada tersebut.

Dengan latar pemahaman kecerdasan majemuk, maka menjadi relevanlah, bahwa ketika di masa bersekolah dulu, ada anak yang begitu ahli di olahraga, namun kurang ahli di bidang lainnya; ada yang begitu ahli di bidang seni, namun kurang ahli di bidang lainnya; pun ada beberapa orang yang memiliki ragam keahlian.

Kecerdasan majemuk juga dapat ditarik mengenai ujian yang ditempuh. Terang saja seseorang tak begitu bersinar, dikarenakan yang diujikan bukan ranah keahliannya. Pun ada yang begitu “menyala” karena diuji di sisi yang kerap dilatih, keahliannya.

Lantas ketika telah berumur, adakah berarti sia-sia saja tahu konsep kecerdasan majemuk bagi diri? Menurut hemat saya, tetap berfaedah, karena dengan begitu dapat mengetahui ragam kecerdasan, bisa berfokus kecerdasan yang dilatih, serta sesungguhnya menyenangkan pula untuk mengasah kecerdasan lainnya.

Komen