Ketika hobi menjadi profesi, adakah berarti akan lancar jaya, serta tidak terdapat tantangan? Nyatanya begitulah hidup, selalu ada-ada saja tantangan, hambatan. Bagi sosok-sosok yang gemar membaca-menulis, lalu memiliki profesi terkait penulisan, bisa jadi salah satu tantangannya pada suatu titik membaca-menulis tidak menyenangkan lagi.
Apa pasal yang bisa membuat membaca-menulis tidak menyenangkan? Hal tersebut bisa terjadi karena berada di titik jenuh, overload, serta perlu penyikapan tertentu agar menemukan kembali semangat baca-tulis.
Bila telah berada pada titik tidak menyenangkan, seseorang dapat melakukan asesmen terlebih dulu, kira-kira apa penyebabnya. Bisa jadi karena telah terlampau menumpuknya apa yang harus dibaca-ditulis. Maka perlu kiranya untuk mengatur beban pekerjaan.
Seseorang pun bisa untuk mencerna, apa sih yang menyebabkan membaca-menulis menyenangkan. Ambil contoh, dengan membaca sejumlah genre favorit baca, membaca ulang buku kegemaran. Seseorang juga bisa memperlambat ritme membacanya, tidak terburu-buru dalam membaca. Nikmati membaca secara perlahan, nikmati kebersamaan bersama buku.
Menulis juga memiliki tipikal yang serupa. Mungkin, seseorang perlu mengalokasikan waktunya untuk journaling secara rutin, menulis genre yang disukainya, atau membuat blog yang berisi pemikiran pribadi. Dalam hal membuat blog, di wadah tersebut, dapat lebih bebas, artikulatif dalam menulis, serta tidak dibatasi rambu-rambu tertentu dalam menulis yang lazim ada di ranah pekerjaan.
Mengambil jeda dari mengerjakan juga merupakan upaya. Seseorang dapat berjeda, dengan katakanlah pergi ke perpustakaan – membaca buku-buku yang digemari. Sejenak mengambil jarak dari pekerjaan. Jeda semacam ini juga dapat diterapkan pada menulis. Sejenak mengambil jarak dari menulis terkait pekerjaan, tuliskanlah apa yang terlintas di pikiran, tuliskanlah hal-hal menarik yang membuat seseorang “menyala” ketika menulis.