Akhir pekan lalu saya mengikuti sharing session “Menulis Fabel Mudah dan Menarik” yang dihelat Klub Dongeng. Ragam pengertian serta sejumlah tips diungkap oleh narasumber Kak Uci Kelinci.
Fabel merupakan cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti). Melalui fabel, pesan moral yang ingin disampaikan dilakukan melalui karakter hewan. Untuk pesan moral tersebut, baiknya tidak ada unsur ‘ceramah’, ataupun tidak menggurui.
Untuk tips penulisan fabel diungkap, di antaranya penamaan tokoh yang gampang diingat. Bisa dengan memilih rima yang identik dengan nama binatangnya. Di samping itu fabel juga memerlukan riset, riset, riset. Riset dibutuhkan untuk mengetahui karakter hewan, bisa dilakukan melalui amatan, membaca, menonton tayangan tentang hewan, dan sebagainya.
Dengan bekal riset tersebut, pembaca selain mendapatkan cerita, juga mendapatkan sekelumit pengetahuan tentang ciri hewan tertentu. Riset juga memungkinkan agar pembaca tidak mengalami bias informasi. Imajinasi pada fabel bukanlah imajinasi yang bablas, melainkan imajinasi dengan riset.
Untuk penulisan fabel baiknya memberikan deskripsi waktu-tempat. Kiat lainnya menulis fabel yakni menggunakan dialog sederhana. Perhatikan pula adakah dialog tersebut cocok untuk target pembacanya yakni anak dengan rentang umur tertentu.
Menulis fabel, juga perlu mengingat konsep ‘jangan lupa untuk jadi anak-anak’. Dikarenakan anak-anak merupakan target pembaca dari fabel tersebut. Maka dengan memakai perspektif anak-anak, baik secara ide besar, pilihan kata, akan disesuaikan.
Fabel meski dengan kalimat sederhana, sesungguhnya dapat berefek tidak sederhana. Dikarenakan menyasar anak yang sedang tumbuh kembang, serta membutuhkan cerita-cerita perihal pendidikan moral dan budi pekerti yang baik. Dengan kesederhanaan, baik secara kata, ataupun karakter hewan, anak dapat terkenang, terngiang, mengenai cerita serta muatan pembelajaran dari fabel yang dibacanya.