Mereka yang menuliskan karakter tokoh pada suatu cerita
Di meja bundar, dengan pena & kertas
laptop, pensil & kertas (membuat sketsanya)
4 orang yang meriung untuk 1 karakter
Karakternya harus sempurna
Obsesi bagi pembaca untuk mencapai titik itu
Pijar inspirasi
Urai orang pertama
Karakternya adalah orang biasa-biasa saja
Yang mencoba berjuang dengan segala upaya serta keterbatasan
Yang jatuh, yang bangun, yang medioker, yang seperti kita-kita
Banyak yang akan beresonansi, “Hei itu sepertiku”
Urai orang kedua
Karakternya adalah orang yang punya trauma
‘Hei bukankah kita saat ini membawa luka masa lalu masing-masing?’
Trauma itu membayangi, melekat
Hingga di masa kini, ia bertemu lagi dengan trauma itu
Jalan apa yang ia pilih?
Hadapi atau lunglai dengan trauma itu
Urai orang ketiga
Karakternya istimewa
Panca indranya istimewa
Ia dapat melihat masa lalu & masa depan, walau hanya sekilas
Ia dapat mendengar gaung dari masa lalu, pada sebuah peristiwa
Apa yang disentuhnya, dapat dirasakannya, masa lalu-masa depan, walau hanya sekedip
Oh iya, ia juga bisa bercakap-cakap dengan kucing
Urai orang keempat
Di meja bundar mereka berpendapat
Siapa yang paling tepat
Adakah cara cepat untuk musyawarah mufakat?
Masing-masing berkeras dengan karakter ciptaannya
Adakah titik temu?
Camilan telah disantap
Kopi telah dingin
Mereka sepakat untuk tidak sepakat
Karena keempat sosok di meja bundar itu juga karakter pada cerita
Sementara, si penulis masih bercabang pikir mau dibawa kemana cerita ini