Memasak merupakan life skill yang dibutuhkan oleh manusia. Baik pria, maupun wanita, seyogianya memiliki keterampilan memasak.
Bila dipikir-pikir, memiliki keterampilan memasak, dapat menghemat bujet. Dari bahan yang ada, dapat menghasilkan hidangan, tanpa perlu membayar tertentu kepada pihak lain yang memasak. Hal semacam ini dapat berguna, misalnya bagi mahasiswa yang merantau berkuliah, bahkan berfaedah pula sepanjang hidup.
Dengan keterampilan memasak juga memungkinkan untuk memastikan kebersihan dari diri sendiri. Menyiapkan makanan sendiri, maka standar kebersihan pun dapat dijaga.
Keterampilan memasak juga dapat berfaedah untuk menghadirkan gizi seimbang dalam konsumsi. Bisa menakar komposisi yang ada, demi kesehatan, serta kebutuhan tubuh.
Dengan berbagai faedah tersebut, maka orang tua perlu untuk mengajarkan keterampilan memasak pada anak. Tentunya dengan menakar usia serta kebisaan anak. Anak dapat dilibatkan sejak dalam penyiapan bahan masakan, entah itu ketika berbelanja ataupun saat mengambilnya di kebun pribadi.
Di dapur, anak pun dapat dilibatkan secukupnya. Perhatikan usia serta kebisaan anak. Bijak pula memberikan sejumlah kewaspadaan, seperti pada kompor, pisau.
Mengajari anak memasak, juga dapat terkait dengan matematika. Bagaimana anak belajar komposisi, penambahan, pengurangan, pembagian, dalam kehidupan nyata. Ketika menyiapkan nasi goreng untuk sekeluarga saja, maka dari bahan, penyiapan hidangan, penyajian; anak dapat belajar penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Orang tua juga dapat melibatkan anak pada ‘cooking class for kids’. Bersama rekan-rekan sebaya, anak dapat menyiapkan hidangan tertentu. Dari situ semoga mendapatkan impresi memasak itu menyenangkan, pun begitu dengan proses memasak yang dapat begitu seru, hasilnya pun terlihat serta dapat disantap saat itu juga.