Mengonsumsi karya serta membuat karya merupakan hal yang berbeda. Adakah Anda memiliki asa untuk membuat karya, lalu menjadi penikmat aneka karya – adakah Anda telah mulai membuat karya itu?
Mari kita ambil contoh pada menulis, mengonsumsi karyanya dengan cara membaca. Banyak-banyak membaca merupakan bekal untuk menulis. Namun, menulis perlu dilakoni, perlu dilaksanakan – bila benar-benar memiliki asa menjadi penulis.
Berbagai pelatihan menulis telah tersedia. Berbagai teknik, cara, metode, dibagikan. Meski begitu segala ilmu tersebut perlu kiranya untuk diterapkan, diuji dengan menuliskannya. Dikarenakan rumus menulis tertentu bisa jadi cocok di orang yang satu, namun tidak dengan orang yang lainnya.
Ketika telah memulai berkarya dengan menulis, maka akan lebih terlihat kesulitannya secara langsung. Seseorang tidak sedang sekadar membayangkan, mengimajinasikannya, melainkan telah merasakan “lapangan penulisan”.
Berbagai ilmu yang dipelajari dari pelatihan menulis pun akan dapat lebih klop, bila disandingkan dengan mulai membuat karya tulis. Manakala ada kesulitan tertentu, simaklah adakah tips dari pelatihan menulis yang diikuti.
Belajarlah dari kesalahan kala membuatnya. Rasakan langsung kesalahan itu, karena itu diperlukan. Karena hal tersebut diperlukan dalam prosesnya.
Mari mengonsumsi aneka karya, serta jadikan hal tersebut sebagai inspirasi untuk memproduksinya. Bergeraklah untuk memproduksi, berkarya. Ketika terjadi konsumsi-produksi karya, maka seseorang pun dapat lebih presisi hal-hal apa yang sekiranya akan menjadi bahan-bahan inspirasinya.