Makanan dapat bercerita tentang aneka hal. Di antaranya perihal pengaruh memengaruhi yang dapat melintasi sempadan negara. Hal itulah yang saya dapatkan kala membaca buku “100 Mak Nyus Makanan Tradisional Indonesia” karya Bondan Winarno. Terdapat sejumlah kesamaan, serta beberapa titik perbedaan pada makanan di sejumlah negara Asia Tenggara.
Mi Aceh-Mi Mamak-Khao Soy
Di Malaysia – yang memiliki cukup banyak penduduk keturunan India/Pakistan – juga populer mi yang sangat mirip penampilannya dengan mi aceh ini. Di sana, mi seperti itu disebut mi mamak. Kaum mamak adalah sebutan bagi orang-orang dari rumpun India-Pakistan yang berkulit gelap. Genre mi rasa kari seperti ini juga dapat ditemukan di Thailand Utara, sekitar Chiangmai, dengan nama khao soy.
Nasi Guri-Nasi Lemak
Nasi guri Aceh mirip dengan nasi gurih di Jawa, nasi uduk Jakarta, atau juga nasi lemak Malaysi. Nasi gurih yang dimasak dengan santan ini ditaburi bawang goreng, serundeng, kerupuk atau emping, irisan mentimun, kering tempe, dan kacang goreng. Lauknya kalio daging sapi (juga ada paru dan limpa), kalio ayam, ikan rambeu goreng, dendeng, dan lain-lain.
Kemiripan sejumlah makanan Riau dengan makanan Malaysia dan Thailand
Kuliner Riau – baik Riau kepulauan yang memiliki 2.408 pulau, maupun Bumi Lancang Kuning – merupakan bauran dari kuliner Melayu maupun kuliner pesisir yang mencakup kawasan luas Asia. Misalnya, masakan ikan asam pedas dari Riau sangat mirip dengan tom yam di Thailand. Mi lendir dari Tanjung Pinang juga mirip dengan mee rebus dari Johor Bahru. Begitu juga laksa Riau mempunyai kemiripan dengan versi laksa yang dapat dijumpai di Penang maupun Johor Bahru, Malaysia.