Perpisahan dan kehilangan merupakan bagian dari kehidupan. Dalam berbagai termin waktu, manusia sesungguhnya mengalami hal tersebut. Entah disadari atau tidak. Tentu terdapat sejumlah momentum-momentum besar, dimana perpisahan dan kehilangan, dapat begitu membekas, menggoyahkan.
Seperti Ramadan-serta Syawal yang telah berada di penghujungnya saat ini, berbagai reuni, baik skala keluarga, pertemanan dilakukan. Hal tersebut sesungguhnya mengingatkan mengenai perpisahan dan kehilangan. Seperti teman-teman yang dahulu begitu akrab, begitu dekat, dalam keseharian. Kini masing-masing telah berada dalam lingkaran kesibukan, prioritasnya masing-masing.
Meski begitu, reuni singkat di Ramadan-Syawal, memantik pula bahwa perpisahan, kehilangan, memang hal yang lumrah, namun ternyata tetap bisa keep in touch, nyambung, dengan teman-teman, keluarga yang sefrekuensi.
Tentang perpisahan dan kehilangan, juga dapat diambil sampel lainnya pada hobi. Ada suatu waktu seseorang dapat begitu getol pada hobi tertentu. Mungkin ada yang memiliki hobi bermain gim jenis tertentu. Namun lihatlah kini, permainan tersebut mungkin telah tak dimainkan lagi. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkannya, seperti usia, skala prioritas yang kini berbeda, terdapat jenis permainan lainnya, dan sebagainya.
Perpisahan dan kehilangan, bila menganalogikan pada alam, bak musim yang berganti. Analogi yang juga dapat diterapkan yakni bak pohon yang tumbuh.
Maka bila boleh memberi saran, nikmatilah masa-masa yang sedang Anda alami sekarang, nikmati saat ini, syukuri waktu ini. Dikarenakan bisa jadi di masa mendatang, seseorang dapat berpisah dengan segala keadaan yang ada, serta perlu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.