Terdapat sejumlah tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan dan paling sederhana adalah frekuensi dan jumlah urine. Secara umum berkemih dilakukan kurang lebih setengah jam setelah minum.
Secara umum dapat dipakai patokan jumlah minum 24 jam itu sekitar 30 cc per kilogram berat badan. Jadi misalnya berat badannya sekitar 50 kilo, maka bisa pakai patokan sekitar 30 cc dikali 50 kilo, jadi sekitar 1.500 cc per 24 jam.
Terkait warna urine, bila kekurangan cairan, warnanya akan menjadi lebih pekat kuningnya. Sedangkan kalau misalnya terhidrasi bagus, maka warnanya bisa bening.
Perlu diketahui, kehausan yang timbul dari dehidrasi merupakan sinyal dari tubuh untuk mengatasi kekurangan cairan. Rasa haus sebaiknya jangan disepelekan, karena bila rasa haus itu kemudian tidak diimbangi dengan minum yang cukup, maka akan terjadi ketidakseimbangan di dalam tubuh yang kemudian dapat semakin parah.
Jika dehidrasi mencapai tingkat berat, hal tersebut bisa menyebabkan gangguan hemodinamika. Contohnya peningkatan denyut nadi dan tensi yang turun. Dehidrasi juga dapat menyebabkan air mata tidak dapat keluar.
Pada anak-anak, dehidrasi berat bisa menyebabkan elastisitas kulit yang berkurang. Ketika kulit ditarik, maka sulit kembali ke bentuk aslinya.
Ada pun risiko yang dapat terjadi apabila dehidrasi adalah gangguan pada keseimbangan cairan serta elektrolit dalam tubuh, yang menyebabkan natrium menjadi rendah serta penurunan kesadaran. Risiko lainnya yakni dapat muncul batu ginjal.
Sumber: Antara