Tertarik menulis cerita? Salah satu unsur yang perlu diperhatikan pada pembuatan cerita yakni sejauh mana membuat penokohan yang kuat. Maka dapat diformulasikan baik itu ciri-ciri fisik, ciri-ciri sifat dari tokoh.
Dengan menebalkan ciri-ciri itu, maka ceritamu dapat lekat serta diingat. Pertimbangkan pula untuk memberi makna pada ciri-ciri yang terlihat tersebut. Di antaranya pada benda yang melekat pada tokoh.
Pada akun Instagram Upin & Ipin, menyambut Hari Ibu, dikisahkan comelnya Upin dan Ipin sewaktu kecil. Maka relevan menyambut Hari Ibu dengan kain merah yang senantiasa terikat pada Ipin. Nyatanya kain merah tersebut merupakan celemek yang digunakan sejak Ipin masih kecil. Kain merah tersebut merupakan kenang-kenangan dari ibunya yang senantiasa memakaikan Ipin ketika memberinya makan dahulu. Seperti diketahui, orang tua Upin & Ipin telah meninggal dunia.
Masih terkait benda yang melekat, contoh lainnya dapat ditemukan pada Mikasa Ackerman yang senantiasa menggunakan syal merah di lehernya. Mikasa selalu memakai syal yang diberikan untuknya oleh Eren Yeager, sebagai kenangan ketika dia pertama kali memakaikan syal tersebut di lehernya dalam upaya untuk menghibur Mikasa ketika dia pertama kali kehilangan semua harapan – karena keluarganya yang telah terbunuh.
Perihal syal merah ini bahkan terus menjadi simpul hingga bagian akhir dari “Attack on Titan”. Bagaimana Mikasa berterima kasih kepada Eren yang telah memakaikan syal merah di lehernya.
Benda yang melekat juga dapat ditemukan pada kostum pahlawan super. Seperti kostum merah-biru pada Superman yang dapat berfungsi sebagai pelindung. Kostum tersebut diciptakan Martha Kent dari material yang membungkus bayi Kal-El saat tiba di bumi.
Visual yang terlihat, ataupun benda melekat pada karakter, ketika diimbuhi dengan sisi drama tertentu dapat menguatkan cerita. Seperti diperlihatkan pada kain merah Ipin, syal merah Mikasa, ataupun kostum merah-biru Superman. Tertarik menggunakan formula semacam itu pada ceritamu?