Sejumlah gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi rokok dan vape, serta begadang, bisa meningkatkan risiko demensia.
Demensia merupakan sebuah keadaan dimana kemampuan kognitif seseorang terganggu yaitu kemampuan berpikir secara baik. Selain kemampuan kognitif, terdapat gangguan pada neuropsikiatri penderitanya, dimana penderitanya menjadi sering marah-marah, berhalusinasi, atau berjalan-jalan di tengah malam untuk berkegiatan. Umumnya hal tersebut ditemukan pada penderita demensia berat.

Demensia banyak ditemui pada orang lanjut usia, karena pada masa itu terjadi proses degeneratif dimana fungsi tubuh menurun. Namun, terdapat faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko demensia, contohnya stroke berulang.
Terdapat ragam jenis demensia, di antaranya dikenal sebagai demensia vaskular, yang disebabkan oleh stroke. Hal tersebut, karena gaya hidup yang tidak sehat.
Adapun gaya hidup tidak sehat yang dimaksud adalah konsumsi rokok serta vape, dan terlalu sering begadang.
Saat begadang, proses alami dalam tubuh berubah, seperti metabolisme, zat-zat yang mengatur keseimbangan dalam tubuh, sehingga risiko terjadinya demensia meningkat. Begadang, apabila dilakukan sesekali untuk bekerja tidak apa-apa, namun jika terlalu sering maka berbahaya.
Oleh karena itu, sebaiknya mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat, seperti makan sayur-sayuran, buah-buahan, serta sering melakukan aktivitas fisik, contohnya senam lanjut usia (senam lansia).
Senam lansia bukan hanya untuk lansia saja, namun bisa dilakukan oleh semua golongan usia, bahkan yang jarang berolahraga sekalipun, karena gerakannya yang mudah. Hal itu, bisa menjadi awal untuk berolahraga yang lebih intens atau untuk mencoba jenis olahraga lain seperti aerobik.
Adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan demensia, seperti trauma akibat kecelakaan dan terbentur hingga harus operasi, sehingga terdapat penurunan fungsi-fungsi otak. Selain itu, masalah autoimun juga bisa menyebabkan demensia.
Penting untuk memeriksakan diri guna mengetahui risiko terkena demensia, terutama apabila memiliki faktor risiko penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah semisal penyakit jantung, hipertensi, yang diturunkan keluarga.
Sumber: Kementerian Kesehatan RI, Antara