Makanan dapat menjadi bahasa universal yang disukai. Menyimak cerita, baik itu novel, anime, film, perihal makanan dapat menjadi sisi yang menyenangkan. Penulis Ika Natassa misalnya, yang selalu menyertakan makanan tertentu dalam novel-novelnya. Beard Papa’s muncul dalam “Twivortiare”, Nasi Uduk Babe Rahman dalam “Heartbreak MOTEL” – merupakan deretan contohnya.
Makanan dan sisi menyenangkan, rumus tersebut juga berlaku pada dorayaki di Doraemon. Lalu ada karakter Son Goku yang memiliki hobi makan, atau simak juga Naruto yang menyukai ramen.

Di sisi lain, makanan juga dapat menjadi bahan cerita. Seperti Katniss Everdeen yang merasa begitu berhutang budi pada Peeta Mellark, karena ketika dirinya kelaparan, Peeta “memberinya” roti. Kisah perihal roti tersebut turut menjadi kelindan unik kisah romansa, perjuangan pada “The Hunger Games”.
Sementara itu, di “Attack on Titan” terdapat tokoh Sasha Braus, yang sejak kemunculannya telah identik dengan makanan. Si gadis kentang ini memiliki momen ikonik kala menyelundupkan daging untuk dinikmati bersama rekan-rekannya. Kegemarannya terhadap makanan juga menjadi temali yang mempertautkan cerita Sasha dan Niccolo.

Secara latar belakang, Sasha merupakan anggota Survey Corps dari Pulau Paradis, sedangkan Niccolo merupakan koki dari pasukan militer Marley. Ada pun interaksi mereka dinarasikan ketika Niccolo memasak makanan laut yang belum pernah sama sekali dimakan oleh masyarakat Pulau Paradis. Sasha yang gemar makan pun langsung menganggap Niccolo sebagai jenius dan melahap habis masakannya. Di sisi lain, Niccolo menjadi terenyuh ketika melihat antusiasnya Sasha melahap masakannya dan menjadi titik awal dari hubungan dekat mereka.
Masih dari “Attack on Titan”, perihal makanan juga menjadi sumber konflik. Runtuhnya Tembok Maria menyebabkan penduduk menumpuk, sementara makanan terbatas. Keputusan pelik pun diambil, dengan mengirimkan sejumlah penduduk ke luar tembok. Pengorbanan tersebut, praktis berhasil membuat makanan dapat diakses oleh para penduduk di Pulau Paradis.