Bau didefinisikan sebagai apa yang dapat ditangkap oleh indra pencium (seperti anyir, harum, busuk). Bau dapat mengganggu, baik secara personal maupun bagi banyak orang. Maka dikenallah konsep menghilangkan bau, meredam bau, menyamarkan bau.
Berbagai bau yang dapat mengganggu, seperti bau mulut, bau badan, bau pada pakaian, dan sebagainya. Maka berbagai tips dapat ditempuh untuk meredakan bau-bauan tersebut. Salah satu caranya dengan mengetahui penyebab baunya.
Sementara itu, ingatkah Anda pada pramuka (pengakap), terdapat permainan untuk mengidentifikasi bau apa? Hal tersebut untuk melatih indra pencium, serta dapat mengenali perbedaan bau.
Sama seperti indra lainnya, indra pencium, bila dioptimalkan, dapat memiliki ragam fungsi. Di antaranya mengidentifikasi bahaya. Untuk mengenali kelayakan makanan misalnya, salah satu yang dapat dilakukan yakni dengan mencium aromanya. Sementara itu, mencium aroma ketika menyantap makanan, juga dapat menjadi penambah kenikmatan makan. Bahkan bagi yang telah akrab antara indra pencium dan makanan, dapat menerka bahan-bahan apa saja yang ada di makanan tersebut.
Makanan dengan aromanya, memang dapat membuat seseorang menunggu. Ketika makanan masih dimasak, aromanya telah sampai, memanggil selera makan.
Makanan, aroma, serta ingatan yang seakan terpanggil. Hal tersebut dinarasikan pada novel “Heartbreak MOTEL” karya Ika Natassa sebagai berikut:
Di antara semua sensasi yang bersentuhan dengan indra, aroma itu pemicu ingatan paling kuat karena olfactory nerve letaknya dekat dengan amygdala yang menyimpan emotional memory dan bertetangga juga dengan hippocampus, bagian otak yang menyimpan memori sebagai informasi. Mencium atau tercium sesuatu bisa dengan cepat mengingatkanmu akan hal, peristiwa, dan orang. Wangi parfum yang seketika menerbangkan pikiranmu ke seseorang yang seharusnya sudah lama kaulupakan. Harumnya kaasstengels yang membuat rindu nenek yang biasa membuatkan. Bau khas daging mentah yang membawamu ke satu pagi waktu kecil ketika ibumu mengajak berbelanja di pasar tradisional, kau menutup hidung, ibumu tertawa, amis dan panas membuatmu gerah.
Sementara itu, bau juga dapat sifatnya personal. Orang per orang dapat berbeda menafsirkannya. Seperti misalnya bau duren. Bagi beberapa orang nikmat, harum. Sedangkan bagi beberapa orang lainnya, dapat mengganggu.
Bau serta sifatnya yang personal, ini juga memungkinkan untuk seseorang meracik parfum dari bahan-bahan yang disukainya (customize). Hal semacam ini dapat dilakukan dengan memadukan aroma buah, bunga tertentu. Dalam pembuatan parfum, perlu diperhatikan komposisinya, serta keamanannya bagi kulit.