Makan, tak sekadar aktivitas untuk menuntaskan rasa lapar. Namun, dapat lebih jauh dari itu. Makan bersama di meja makan, di antaranya dapat mengajarkan mengenai adab. Adab makan, saling menghormati, dapat diupayakan melalui makan bersama di meja makan.
Adab makan, seperti posisi badan saat makan, siapa yang diperkenankan mengambil makanan terlebih dahulu, suara ketika makan, penggunaan sendok-garpu, dan sebagainya. Perihal ini memang dapat berbeda, dikarenakan nilai-nilai yang dianut di suatu negara ataupun budaya tertentu.
Makan bersama di meja makan, bagi keluarga, maka dapat memantau apa yang disantap. Hal ini dapat berdampak pada pemenuhan gizi seimbang. Telitilah yang di meja makan, adakah telah sesuai dengan panduan gizi seimbang. Cek pula segenap anggota keluarga, bagaimana mereka menyantapnya, misalnya bisa jadi ada yang tak menyukai sayuran. Maka hal semacam ini dapat dilakukan intervensi, diupayakan, agar sayuran bisa diterima oleh seluruh anggota keluarga. Caranya? Bisa dengan memadukan dengan hal yang disukai.
Makan bersama dengan keluarga di meja makan, memungkinkan untuk sama-sama memantau apa yang dimakan. Apa yang disantap, dapat berpengaruh pada kesehatan. Maka hendaknya saling menjaga sesama keluarga.
Makan bersama di meja makan, harapannya dapat membiasakan mindful ketika makan. Terlihat sederhana memang, mindful ketika makan, namun belum tentu biasa dilakukan
Makan bersama di meja makan, juga dapat membenahi berbagai perilaku yang tak tepat. Di antaranya mubazir dengan makanan, serta tindakan setelah makan. Perihal setelah makan, bila sedang bersama keluarga makan di restoran, bisa dengan menumpuk piring di tengah meja, serta serapi mungkin meninggalkan meja dan bangku di restoran tersebut. Dari sisi parenting, makan bersama di meja makan, juga dapat menjadi ukuran kemandirian anak. Setelah diajarkan, anak dapat makan sendiri. Hal yang memang dibutuhkan anak, terkait motorik, fokusnya, serta kemandirian.