Carian
Membaca Nyaring Yang Tak Hanya “Membaca” 
July 1, 2024 Arifin

pKemampuan literasi pada anak dapat diupayakan sejak jauh-jauh hari. Di antaranya dengan membaca nyaring (read aloud). Tak sekadar membacanya keras-keras, serta membaca apa yang ada di dalam buku, melainkan juga mengimbuhi dengan berbagai “bumbu” lainnya.

“Bumbu” lainnya itu, dapat dengan memberikan gimik, intonasi, sesuai dengan isi cerita. Misalnya, ketika menceritakan tentang hewan, maka suara hewan dapat diserukan, untuk menambah seru nuansa, serta berlarut dalam cerita. Gimik pun dapat turut serta, contohnya bila sejumlah perasaan hadir: marah, sedih, gembira – perlihatkan itu melalui ekspresi muka, suara, dan sebagainya.

“Bumbu” lainnya saat read aloud adalah bernalar. Yang dengan begitu berarti mempertanyakan. Misalnya, kami di keluarga pernah terherankan ketika membaca cerita anak – ceritanya tentang lupa, namun hewan yang pelupa adalah gajah. Bukankah gajah merupakan hewan yang memiliki ingatan baik serta dikenal cerdas?

Bernalar juga dapat dilakukan sembari mengamati detail-detail di gambar. Kami di keluarga pernah menemukan buku cerita tentang berlibur di rumah kakek. Kakek tersebut menggunakan tongkat di beberapa halaman. Namun, nalar kami bertanya, ketika di bagian akhir buku, sang kakek membawa dua piring makanan dengan tangan kanan dan tangan kiri untuk cucunya. Kemana gerangan tongkat yang biasa digunakannya? Mengapa kakek tak menggunakan tongkat tersebut?

“Bumbu” lainnya saat read aloud dengan anak yakni mengajak berdiskusi. Tak sekadar seperti kejar tayang, membaca lalu usai. Ketika membaca, setelah rampung membaca, bahkan di luar membaca, bisa kok mengajak anak berdiskusi. Perihal isi buku, karakter-karakter yang ada di buku, jalan ceritanya, seberapa kontekstual cerita tersebut dengan keluarga kita, nilai-nilai yang dapat diambil ataupun perbuatan yang sebaiknya tak dilakukan.

Komen