Berbicara, sama seperti keterampilan lainnya, semakin terampil dengan sering digunakan berulang-ulang. Keterampilan berbicara penting kiranya untuk mengemukakan ide, mempertahankan argumentasi, dan sebagainya.

Keterampilan berbicara dapat diupayakan sejak dini pada anak. Hadirkan lingkungan yang membuat ananda nyaman berbicara, berargumentasi. Dalam aktivitas sehari-hari, orang tua dapat menstimulasi anak untuk berbicara, bernalar, berargumentasi. Misalnya, berbincang dengan anak mengenai seharian apa saja yang dialaminya, bagaimana perasaan anak terhadap peristiwa tertentu, dan sebagainya.
Kala anak berbicara, orang tua dapat menjadi pendengar yang baik. Memberikan kesempatan anak untuk nyaman berbicara, mengutarakan pikiran dan perasaannya. Orang tua pun dapat berempati, serta berusaha melihat dari sudut pandang anak. Dengan begitu, ada pengertian tentang apa yang dimaksud oleh anak.
Orang tua juga dapat memberikan pertanyaan yang memancing nalar. Di antaranya dengan memberikan opsi, serta alasan memilih opsi tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan, misalnya opsi akan vakansi ke mana, tanyakan alasannya kepada anak mengapa memilih destinasi tertentu.
Orang tua juga dapat menghadirkan suasana, lingkungan bagi anak di mana ia nyaman untuk memiliki pendapat personalnya. Orang tua dapat “menguji” tentang pendapat anak tersebut dengan mengajukan pertanyaan ataupun memberikan alternatif pandangan. Hal semacam itu merupakan keterampilan bernalar, berargumentasi dengan bicara, yang diperlukan dalam kehidupan.
Orang tua juga perlu kiranya untuk bijak bestari dengan tak merasa paling tahu segalanya, tak merasa pasti paling benar. Perlu kiranya untuk menahan diri, tidak terburu-buru, serta memberikan kesempatan pada anak berbicara, mengutarakan pendapatnya, serta melihat dengan cara unik anak.