Pernahkah Anda melakukan streak (runtunan) terhadap tindakan tertentu? Berupaya melakukan kebiasaan baru, namun di perjalanan, streak itu mulai meredup, lalu tak terkerjakan lagi.
Dikenal istilah ‘hangat-hangat tahi ayam’, atau coba lacak lagi kebiasaan baru itu, bisa meredup, lalu padam, mungkin karena kurang mempertimbangkan aspek: terlihat, menarik, mudah, dan memuaskan.
Konsistensi memang memerlukan upaya. Baik itu yang sifatnya kebiasaan baru ataupun kebiasaan yang telah lama dilakukan. Streak (runtunan) dapat terpelihara dikerjakan, karena manfaat yang dirasakan. Misalnya, rutin berjalan sekian langkah, rutin dilakukan, karena manfaatnya terasa di tubuh. Bila putus saja sehari, maka tubuh akan mengirim sinyal untuk melakukan langkah-langkah.
Runtunan juga dapat terjadi karena ancaman, ketakutan yang menyertai. Misalnya, bila terlambat masuk kantor, maka dapat berpengaruh terhadap poin performa. Atau ketika bersekolah dulu, bila terlambat datang, maka ada hukuman disetrap, dan sebagainya. Maka jadinya sekuat upaya untuk terus-menerus datang tepat waktu.
Memelihara streak juga sesungguhnya merupakan upaya untuk senantiasa mengerjakannya. Dikarenakan bila lepas saja beberapa waktu, maka ada kecenderungan untuk susah lagi mengerjakannya.
Bila Anda merasa sukar untuk konsisten, cobalah untuk berdamai dengan diri. Di antaranya jika yang terjadi dirasa tak optimal, tak sempurna. Hal tersebut sesungguhnya tak mengapa. Bahkan yang lebih penting yakni untuk terus konsisten melakukannya.
Dengan mengerjakannya, mengupayakannya dalam berbagai keadaan, maka itu menginternalisasi dalam keseharian.
Adakah berarti jeda, istirahat dari mengerjakan tak dilakukan? Boleh-boleh saja sebenarnya berjeda, namun ingatlah untuk kembali melakukannya kembali. Jeda, memungkinkan Anda untuk menjalani hari dengan opsi kegiatan lainnya. Dengan jeda tertentu, ketika kembali pada runtunan, semoga mendapatkan energi yang menyala.