Tidur merupakan kegiatan harian. Kuantitas, kualitas tidur dapat berakibat sistemik. Maka ketika ditanya tentang kuantitas, kualitas tidur, perlu kiranya untuk melacak apa yang Anda lakukan menjelang tidur.
Seperti dilansir Journal of Sleep Research, kadar adenosin biasanya lebih tinggi di malam hari. Yang berarti, orang merasa mengantuk menjelang waktu tidur. Sementara itu konsumsi kafein akan menghambat adenosin yang dapat membuat orang terlalu waspada untuk dapat tertidur. Kafein juga dapat mengganggu hormon pemicu tidur.
Efek kafein yang berdampak pada tidur dapat bertahan lama setelah tegukan terakhir kopi. Begitu berada di dalam tubuh, kafein bertahan selama beberapa jam.
Karena lamanya waktu yang dibutuhkan kafein untuk meninggalkan sistem Anda, disarankan untuk tidak minum kafein sebelum tidur, setelah makan malam, untuk memitigasi kemungkinan Anda menghabiskan waktu berjam-jam terjaga, ketika seharusnya tertidur.
Menjelang tidur, perhatikan pula mengenai penggunaan perangkat digital. Cahaya biru dari layar perangkat digital dapat membuat Anda terjaga. Lalu, algoritma dari media sosial yang dilirik menjelang tidur, membuat Anda malahan terjaga dan tak kunjung memejamkan mata.
Di sisi lain, Anda dapat mengupayakan sejumlah kebiasaan yang merelaksasi tubuh dan pikiran menjelang tidur, seperti membaca buku. Bacalah beberapa halaman serta tidurlah.
Lalu juga seseorang dapat mempertimbangkan untuk melakukan journaling menjelang tidur. Dengan begitu kejadian yang dialami harian, kecamuk pikiran-keresahan, dapat dituangkan dalam bentuk tulisan pengungkapan perasaan dan pikiran.
Mengupayakan kuantitas serta kualitas tidur juga dapat diupayakan dengan memperhatikan pencahayaan serta temperatur ruangan. Lalu, usahakan pula untuk bangun dan tidur di waktu yang sama setiap harinya. Hal tersebut demi menghadirkan kebiasaan tidur yang baik.